IRAK (Arrahmah.com) – Pada Senin (11/4/2016) PBB mengatakan bahwa situasi bantuan pangan untuk 60 ribu warga sipil di kota yang terkepung Fallujah di Irak sangat mengkhawatirkan, kemungkinan untuk memasuki bantuan ke kota akan semakin memburuk, lansir Alquds
Baik polisi dan tentara serta kelompok-kelompok Syiah yang didukung oleh Iran, dan mendapat dukungan serangan udara oleh koalisi yang dipimpin Amerika Serikat, telah mengepung warga Irak. Kota Fallujah yang dikendalikan oleh Daulah Islamiyah atau yang lebih dikenal dengan sebutan ISIS sejak akhir tahun lalu, terletak 50 kilometer sebelah barat Baghdad.
Saat ini pengepungan kota Fallujah tidak ada tanda perbaikan bahkan harga pangan masih sangat tinggi, dan cadangan di toko-toko dan rumah-rumah telah habis. Pada Maret harga gandum bahkan sampai meningkat enam kali lipat.
Dalam tiga bulan berturut-turut, warga mengatakan bahan-bahan di toko-toko dan pasar habis, termasuk gandum, gula, beras, minyak dan lentil untuk memasak.
Laporan tersebut berdasarkan survei telepon yang dilakukan pada Maret. Informasi yang tersedia sangat terbatas, terutama karena kelompok-kelompok oposisi bersenjata menangguhkan menara transmisi sinyal untuk mencegah orang menggunakan ponsel.
Laporan itu mengatakan bahwa bantuan tersebut tidak mencapai Fallujah sejak pemerintah kembali mengontrol Ramadi, kota terdekat dari Fallujah pada Desember lalu, setelah pasukan Irak memotong rute pasokan dan mencegah warga sipil meninggalkan kelompok bersenjata.
Organisasi Human Rights Watch, yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan warga sudah mulai putus asa, mereka sedang mempersiapkan sup rumput, dan mereka menggunakan tanah untuk mempersiapkan roti.