KHORTUM (Arrahmah.com) – Pemerintah Sudan telah mengusulkan ke Uni Eropa membentuk sebuah komite untuk konsultasi politik antara kedua belah pihak untuk membahas isu-isu bilateral, regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama dan menegaskan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Uni Eropa di bidang imigrasi dan stabilitas di negara-negara tetangga dan perang melawan “terorisme”, lansir Alquds
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan antara kementrian luar negeri wakil duta besar Sudan, Abdul Ghani dengan komisaris kerjasama internasional Uni Eropa, Neven Mimika pada Rabu (6/4/2016) di Khortum.
Sudan meminta Uni Eropa untuk berkontribusi dalam pembangunan, mengharapkan Uni Eropa berperan aktif dalam mengakhiri krisis di Darfur juga dalam mengakhiri boikot ekonomi negara.
Mimika mengatakan bahwa Sudan berada di persimpangan jalan antara perdamaian dan konflik, antara harapan dan putus asa, antara kemajuan dan situasi ekonomi yang sulit. Menurutnya tantangan yang dihadapi Sudan yaitu penyelamatan proses diaolg dan keberhasilan negoisasi dengan gerakan oposisi bersenjata, dan mengatasi situasi ekonomi. Dia pun membahas ke topik yang penting, dimana hal ini dibahas selama kunjungan yaitu mengenai imigrasi ilegal, perdagangan manusia dan hubungan antara migrasi dan bangunan.
Dia mengatakan, “Saya datang untuk berdiskusi dengan para pejabat di Sudan, membahas akar-akar permasalahan, meningkatkan kehidupan imigran dan menyediakan keamanan pangan dan penciptaan fungsi kontrol yang tepat dan mengenai perbatasan,” ungkapnya.
Mimika mengumumkan sumbangan yang diberikannya sebesar 100 juta euro untuk membantu para pengungsi dan alokasi dana sebesar 40 juta euro untuk penegakan proses outpun Khortum, kemudian 15.000.000 euro dialokasikan Uni Eropa untuk membantu negara-negara yang menjadi tuan rumah untu para pengungsi.
(maheera/arrahmah.com)