ANKARA (Arrahmah.com) – Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Turki mengaku bertanggung jawab pada Jum’at (1/4/2016) atas serangan bom mobil yang menewaskan tujuh polisi pasukan khusus dan melukai 27 orang di wilayah tenggara, ungkap sebuah pernyataan di situs PKK.
Sebagaimana dilasir Al Jazeera, PKK telah berupaya melawan negara Turki sejak tahun 1984, awalnya untuk kemerdekaan Kurdi, meskipun sekarang mereka menuntut otonomi dan hak yang lebih besar untuk minoritas etnis terbesar di negara itu. Konflik tersebut telah menyebabkan puluhan ribu orang tewas selama bertahun-tahun.
Serangan pada Kamis (31/3) di Diyarbakir, yang berlangsung sehari sebelum Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengunjungi kota yang didominasi Kurdi itu, merupakan salah satu serangan bom mobil terdahsyat yang terjadi selama kekerasan yang berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah tersebut.
Pada Jumat (1/3), Davutoglu memulai kunjungannya di bawah pengamanan ketat saat ia menghadiri upacara pemakaman polisi yang tewas dalam serangan bom.
“Mereka berpikir bahwa kami akan takut, tapi kami tidak takut. Kami tidak akan goyah dan kami akan berjuang sampai akhir, ” kata Davutoglu, yang juga ikut sholat Jum’at di Masjid Agung di distrik Sur pusat, Diyarbakir.
Jam malam diberlakukan di Sur sejak militer melancarkan operasi besar-besaran melawan PKK di daerah itu pada 2 Desember, dimana pertempuran itu telah menyebabkan kerusakan yang luas di distrik bersejarah tersebut.
Ledakan pada Kamis (31/3), yang menargetkan kendaraan polisi di dekat terminal bus yang ramai, telah menyebabkan beberapa mobil rusak dan hampir semua jendela gedung bertingkat disekitarnya hancur.
“Rasanya seperti kiamat, sangat sulit untuk menjelaskannya,” ungkap Ugur Bahcivanci, seorang insinyur, kepada Al Jazeera.
“Orang tua saya sedang memasak di dapur. Saya berada di kamar mandi, anak-anak saya sedang belajar di ruang tamu. Tiba-tiba ada ledakan kuat, dan kami merasa seperti ada badai, dan melihat sesuatu yang sangat kuat yang datang kepada kami.”
Wartawan Al Jazeera Omar al-Saleh, yang melaporkan dari Diyarbakir, mengatakan bahwa ledakan itu disebabkan oleh mobil yang diparkir yang berisi bahan peledak.
(ameera/arrahmah.com)