BOGOR (Arrahmah.com) – Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Ciomas mengadakan Kajian Muslimah Shalihah (Kamus), Ahad (27/3/2016) di Masjid Nurul Iman, Bogor. Pada kesempatan tersebut, Eri Fitriati selaku pembicara menyampaikan bahwa Islam telah memuliakan perempuan dengan menjamin hak-haknya sebagai manusia seperti melindungi kehormatannya. Islam juga menjamin hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Perempuan juga dijamin hak berpolitiknya oleh syariah Islam serta menjamin kelangsungan keturunan dan keamanannya ketika berada di ruang publik.
“Saat ini perempuan justru dikatakan mulia ketika ia mendatangkan manfaat atau materi. Nilai kemuliaan perempuan diukur hanya berdasarkan kecantikan. Itulah pandangan kapitalis perempuan” tuturnya.
Standar kemuliaan bukanlah berasal dari manusia melainkan harus berasal dari Allah. Pada dasarnya pandangan manusia sangatlah terbatas dan bisa saja keliru.
“Tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, sehingga manusia yang paling mulia adalah manusia yang paling bertaqwa. Allah tidaklah memandang fisik dan harta, tetapi Allah menilai amal perbuatan” tambahnya.
Eri menjelaskan, Islam telah menjaga kehormatan perempuan dengan kewajiban menutup aurat, mengenakan jilbab dan kerudung ketika keluar rumah, menundukkan pandangan (ghadul bashar), tidak ber-tabarruj (berdandan berlebihan), tidak berkhalwat, bersafar lebih dari sehari-semalam harus disertai mahram. Semua aturan tersebut bukanlah untuk mengekang melainkan untuk menjaga kemuliaan perempuan.
Islam membolehkan perempuan bekerja dengan catatan tidak meninggalkan kewajiban. “Tidak seperti kapitalis yang membuat para ibu justru meninggalkan perannya, dalam Islam perempuan tidak dibebani tugas untuk bekerja menghidupi dirinya. Tugas tersebut dibebankan kepada lelaki seperti suaminya, ayahnya ataupun saudaranya” katanya.
Lanjutnya, sebagai seorang perempuan Islam juga mewajibkan mereka menuntut ilmu sebagaimana laki-laki. Bahkan sangat penting sebagai bekal untuk mendidik anak-anaknya, agar mereka menjadi generasi yang hebat sebagaimana Imam Syafi’i.
Islam dengan syariatnya telah menjamin kemuliaan perempuan, kapitalisme justru telah menyebabkan perempuan dihinakan. Kemuliaan perempuan seutuhnya hanya bisa dirasakan ketika Islam dijadikan aturan kehidupan dalam bingkai Khilafah. Namun, untuk mencapai hal itu tentulah dibutuhkan perjuangan.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)