Oleh: Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman
(Arrahmah.com) – Ada tiga golongan yang dicintai oleh Allah tetapi ada tiga golongan lagi yang lebih dicintai Allah Ta’ala.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam hadits qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أحب ثلاثاً وحبي لثلاث أشد:أحب الغني السحي .. وحبي للفقير السحي أشد.وأحب الفقير المتواضع .. وحبي للغني المتواضع أشد,وأحب الشيخ الطائع .. وحبي للشاب الطائع أشد.
Aku cinta kata Allah pada tiga macam golongan manusia tapi aku lebih cinta kepada tiga macam lagi. Jadi ada 3 yang dicintai Allah, tapi ada 3 hal lain yang lebih dicintai oleh Allah.
Yang pertama:
حب الغني السحي .. وحبي للفقير السحي أشد
“Aku cinta pada orang-orang kaya yang pemurah tapi aku lebih cinta orang fakir yang pemurah.”
Orang kaya pemurah Allah cinta, orang miskin pemurah, Allah lebih cinta, orang kaya yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi, gemar memberikan pertolongan akan dicintai oleh Allah.
Dizaman sekarang ini seiring dengan makin tajamnya persaingan hidup, makin tingginya tensi ekonomi, antara pencari kerja dan lowongan kerja yang tidak seimbang menyebabkan gaya hidup orang semakin konsumtif dan individualis. Kepekaan sosial mulai luntur dan luntur, padahal Islam mengajarkan, Allah cinta pada orang yang pemurah, gemar memberikan pertolongan, peka terhadap kesulitan dan penderitaan orang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihkan harta sebagian kita dari sebagian yang lain dimaksudkan untuk saling tolong-menolong, bahu-membahu dan bantu-membantu. Sehingga dengan demikian apa yang disabdakan oleh nabi dalam hadits:
الراحمون يرحمهم الرحمان ارحمو من في الارض يرحمكم من فى السماء
“Orang-rang yang punya sifat belas kasih akan dikasihi oleh Allah. Sayangilah orang dibumi maka nanti yang dilangit akan menyayangi kamu.”
Akan turun rahmah-Nya dibumi ini. Alangkah indahnya hidup ini bila yang berkuasa menyayangi yang lemah lalu melindunginya, yang alim menyayangi yang jahil lalu mengajarinya dan yang kaya meyayangi yang fakir lalu menyantuninya akan terciptya rahmah dalam kehidupan.
Namun bila terjadi sebaliknya, bila penguasa menindas yang lemah, yang alim meremehkan yang jahil dan yang kaya membiarkan fakir miskin maka akan terjadilah bala dan bencana dalam kehidupan.
Tapi orang miskin yang pemurah lebih dicintai oleh Allah, mengapa demikian? Karena orang miskin tapi dia tetap mau menolong sesama maka itu luar biasa. Karena untuk mencari sepeser uang, dia harus berkerja keras, harus memenuhi kebutuhan keluarga tapi dia masih mau bersodakoh, masih mau menolong sesama sehingga Allah pun sangat mencintainya.
Golongan kedua:
وأحب الفقير المتواضع .. وحبي للغني المتواضع أشد
“Aku cinta orang fakir yang rendah hati dan cintaku lebih besar pada orang kaya yang rendah hati.”
Golongan yang kedua yang dicintai Allah adalah orang fakir yang rendah hati, orang fakir yang tidak sombong dengan kefakirannya. Maksudnya adalah orang fakir yang tetap mau berusaha mencari karunia Allah dibumi, dan tetap melaksanakan perintah Allah. Karena saat ini kita banyak melihat orang miskin yang sombong, orang miskin yang sok kaya. Orang miskin yang enggan berkerja, apalagi bersodakoh.
Tapi orang kaya yang rendah hati lebih dicintai oleh Allah. Orang miskin rendah hati sudah lah suatu keharusan sesuai dengan kondisinya tapi orang kaya yang rendah hati dan tidak sombong itu sangat sulit dan jarang, sehingga sangat dicintai oleh Allah.
Dan golongan ketiga:
وأحب الشيخ الطائع .. وحبي للشاب الطائع أشد.
“Aku cinta orang tua yang bertobat dan cintaku lebih besar pada pemuda yang bertobat.”
Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa, tapi sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang yang mau bertobat. Namun yang terjadi saat ini adalah, pemuda masa depan kita beranggapan bahwa masa muda adalah masa yang bebas, masa berapi-api sehingga dia melakukan apapun yang dia inginkan, ketika dia diingatkan maka dengan mudahnya menjawab” saya kan masih muda, dan umur ku masih panjang.”
Padahal kita tidak mengetahui kapan kita mati dan malaikat pencabut nyawa pun tidak pilih-pilih dalam mencabut nyawa bila memang disaat itulah nyawa seseorang harus dicabut. Sehingga Allah mencintai orang tua yang mau bertobat dan Allah lebih cinta lagi pada pemuda yang mau bertobat.
Hal ini senada dengan firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 17:
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوَءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُوْلَـئِكَ يَتُوبُ اللّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللّهُ عَلِيماً حَكِيماً
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Semoga bermanfaat, dan Allah memberikan Rahmat-Nya kepada kita untuk meraih kecintaan dari-Nya, insya Allah.
Wallahu’alam bish shawab…
(*/arrahmah.com)