BAGHDAD (Arrahmah.com) – Fallujah Irak memasuki tahun kedua pengepungan yang dilakukan oleh Pasukan Mobilisasi Populer yang berafiliasi dengan Iran, skenario berulang yang mirip dengan pengepungan terus menerus “Hizbullah” terhadap Madaya di pedesaan Damaskus bagian barat.
Sebagaimana dilansir Orient Net, Kamis (24/3/2016), para aktivis telah meluncurkan kampanye di media sosial untuk menjelaskan kepada dunia tentang orang-orang yang menderita di Fallujah dan meminta perhatian PBB dan organisasi hak asasi manusia atas situasi yang mengerikan dari orang-orang yang hidup di bawah pengepungan.
Aktivis Irak menggunakan hashtag seperti “Starvation is killing Fallujah” dan “Fallujah is Iraq’s Madaya,” untuk menarik perhatian dunia terhadap blokade yang diberlakukan oleh Pasukan Mobilisasi Populer di kota itu, yang setiap hari menjadi target serangan udara, artileri dan rudal.
Surat kabar New Arab mengutip aktivis Irak Mahmud al-Qaisi, yang bertanggung jawab atas kampanye itu, mengatakan bahwa kota Fallujah “telah kehabisan semua sumber dayanya, termasuk rumputnya, sehingga terpaksa oang-orang makan dedaunan.”
Al-Qaisi menekankan bahwa tujuan dari kampanye ini adalah untuk menyampaikan “teriakan rasa sakit dan kelaparan rakyat Fallujah kepada masyarakat internasional serta organisasi bantuan dan kemanusiaan.”
Sebelumnya dilaporkan bahwa rakyat Fallujah menemukan tubuh seorang wanita bersama dengan tiga anaknya di Sungai Efrat.
Laporan itu menunjukkan bahwa wanita itu menceburkan diri bersama dengan anak-anaknya ke sungai sekitar seminggu yang lalu, karena merasa sudah tidak tahan atas situasi yang menimpa mereka.
(ameera/arrahmah.com)