ATHENA (Arrahmah.com) – Menteri Dalam Negeri Yunani Panagiotis Kouroumblis telah menyamakan kondisi kamp pengungsi di perbatasan Makedonia dengan kamp konsentrasi Nazi, dan menyalahkan negara-negara Eropa atas kebijakan menutup perbatasan, TRT World melaporkan, sebagaimana dilansir Orient Net, Jum’at (19/3/2016).
“Saya tidak ragu untuk mengatakan bahwa ini adalah zaman Dachau modern, hasil dari logika penutupan perbatasan,” ungkap Kouroumblis mengacu pada kamp konsentrasi Dachau yang merupakan kamp konsentrasi Nazi pertama yang dibuka di Jerman.
“Siapa pun yang datang ke sini akan merasa iba,” katanya kepada wartawan di kamp Idomeni yang kumuh.
Hujan lebat mengubah kamp Idomeni menjadi seperti rawa-rawa, di mana ribuan pengungsi tidur di tenda-tenda kecil di tanah berlumpur.
Puluhan anak-anak menderita pilek dan demam serta ribuan orang menunggu berjam-jam dalam antrian panjang untuk mendapatkan makanan dari kelompok bantuan.
Menurut pemerintah Yunani, setidaknya 46.000 pengungsi dicekal di negara seperti Makedonia, Austria, dan banyak negara-negara Balkan yang menutup perbatasan mereka.
Lebih dari 12.000 pengungsi, kebanyakan adalah anak-anak dari Irak dan Suriah, berada di kamp Idomeni, yang memiliki kapasitas 2.500 orang.
Dalam upaya untuk menghindari terjadinya desak-desakan yang semakin parah, ratusan pengungsi yang baru mendarat dari pulau-pulau Yunani di Piraeus pada Jum’at (19/3) diangkut dengan bus dan dikirim ke kamp relokasi di dekat Ioannina, barat laut Yunani.
Komisaris untuk Migrasi Uni Eropa Dimitris Avramopoulos telah mengatakan pada Jum’at (19/3) bahwa negara-negara Uni Eropa tidak siap untuk menghadapi krisis pengungsi, Anadolu Agency melaporkan.
(ameera/arrahmah.com)