RIYADH (Arrahmah.com) – Para tentara nasional dan perlawanan rakyat telah berhasil membebaskan lebih dari 85 persen wilayah Yaman dari cengkeraman milisi Houtsi dan pasukan mantan presiden Ali Abdullah Saleh, ungkap Presiden Yaman Abd Rabbu Mansour Hadi dalam sebuah wawancara eksklusif, sebagaimana dilansir oleh Saudi Gazette, Kamis (3//2016).
Dia mengakui bahwa Yaman akan runtuh dalam empat hari dan akan menjadi negara Iran jika Operasi Decisive Storm tidak segera diluncurkan oleh koalisi militer Arab di bawah pimpinan Arab Saudi.
Presiden Hadi mengungkapkan keyakinannya bahwa Sanaa, yang diambil alih oleh milisi Houtsi, akan dibebaskan setelah pembebasan Taiz dan Hudaidah.
Dia menggambarkan hubungannya dengan Raja Salman sebagai suatu hubungan yang tulus, dekat dan kuat.
Dia juga mengatakan bahwa Wakil Putra Mahkota Muhammad Bin Salman, menteri pertahanan Saudi, telah menyediakan semua fasilitas dan dukungan kepada Yaman.
Presiden Hadi mengungkapkan, ada sejumlah warga Iran dan milisi “Hizbullah” di Yaman yang memberikan pelatihan militer kepada milisi Houtsi.
Iran datang ke Yaman untuk membangun pabrik pembuatan rudal Grad bagi pemberontak, tuturnya.
“Komponen pabrik dikirim dalam wadah mainan anak-anak. Kami menemukan dari dokumen yang berhasil disita saat sedang dalam perjalanan ke Saadah, wilayah basis Houthi, ” lanjut presiden Hadi.
Dia mengatakan bahwa milisi Houtsi telah membebaskan semua warga Iran yang berada di dalam tahanan pemerintah yang sah setelah mereka mengambil alih Sanaa.
“Dua dari warga Iran baru-baru ini tewas,” tambahnya.
Hadi menyatakan bahwa mantan Presiden Saleh telah mengumpulkan miliaran dolar melalui pencucian uang.
“Saleh juga mengumpulkan uang dari pengusaha,” tambahnya.
Hadi juga mengatakan bahwa ISIS masuk ke Yaman karena bantuan mantan presiden Saleh.
Ditanya tentang langkah pertama yang akan diambil ketika ia kembali ke Sanaa setelah dibebaskan, Hadi mengatakan bahwa dirinya akan memanggil Komite Nasional dengan 85 anggota untuk membahas konstitusi dan mempersiapkan pemungutan suara.
Dia juga akan menyelenggarakan pemilihan umum tetapi tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.
Hadi membantah perpecahan serius yang terjadi antara dia dengan wakilnya dan Perdana Menteri Khaled Bahah dan mengatakan mungkin ada beberapa perbedaan dalam sudut pandang. “Keadaan mengharuskan kami tetap bersama-sama,” katanya.
Presiden Hadi berencana akan membangun militer dengan jumlah sekitar 3,7 juta orang dan mengatakan bahwa sekarang ada sekitar enam juta orang Yaman yang berusia antara 15-28 tahun dan dapat menjadi basis militer ini.
Hadi menilai utusan PBB Ismael Ould Al-Shaikah belum melakukan banyak dan menuduh utusan PBB sebelumnya, Jamal Benomar, berpihak pada Houtsi.
Ia juga mengungkapkan bahwa ia telah selamat dari lima kali upaya pembunuhan, dan mengatakan bahwa dia tidak mencemaskan keselamatannya.
(ameera/arrahmah.com)