HOMS (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dilaporkan telah menutup persimpangan utama di distrik Al-Waer, distrik terakhir yang dikuasai oleh pejuang Suriah di provinsi Homs, dalam upaya untuk memperketat pengepungan meskipun adanya klaim “gencatan senjata”.
Penutupan terjadi saat rezim mencoba untuk menekan komite negosiasi lingkungan yang menuntut pelepasan 7.350 orang yang telah ditangkap sejak Maret 2011, lansir Zaman Alwasl pada Rabu (2/3/2016).
Kesepakatan “gencatan senjata” menyatakan bahwa rezim Bashar ASad harus mengungkapkan nasib para tahanan. Keluarga dan kerabat para tahanan turun ke jalan pada Februari lalu mengatakan bahwa nasib anak-anak mereka belum diketahui.
Pada 10 Desember tahun lalu, sekitar 300 pejuang bersama dengan 400 anggota keluarga mereka meninggalkan Al-Waer sebagai bagian dari kesepakatan “gencatan senjata” lokal. Para pejuang dan keluarga mereka dipindahkan ke daerah yang dikuasai oleh pejuang Suriah di dekat perbatasan Turki.
Pasukan rezim nampaknya ingin melucuti pasukan oposisi yang ingin tinggal di Al-Waer atau mendorong mereka untuk meninggalkan lingkungan tersebut sebelum tahap ketiga dari kesepakatan “gencatan senjata” berlaku.
Beberapa pekan lalu, distrik Al-Waer mulai terlihat hidup kembali. Mereka menggelar pasar sayur pertama mereka setelah tiga tahun menghadapi penembakan dan pengepungan oleh pasukan rezim Nushairiyah. Penduduk setempat berharap kehidupan sehari-hari bisa kembali normal, namun pasukan rezim kembali melakukan blokade dengan menutup persimpangan utama di Al-Waer. (haninmazaya/arrahmah.com)