WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden AS Barack Obama mengumumkan rencana terbaru pada Selasa (23/2/2016) untuk menutup penjara militer AS di Teluk Guantanamo di Kuba, sebuah tujuan yang telah dia upayakan selama bertahun-tahun, akan tetapi selalu ditentang oleh kongres.
Sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Selasa (23/2/2016), Obama mengatakan bahwa penutupan penjara Guantamo akan menghapus alat propaganda yang digunakan oleh ‘organisasi teroris’, dan menghemat dana pemerintah AS sebesar 85 juta dolar setiap tahun, serta menghapus “noda pada catatan kami dalam menegakkan standar yang lebih tinggi dari aturan hukum”.
Menguraikan rencana tersebut di Gedung Putih, Obama mengatakan bahwa telah jelas sejak ia pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2008, penjara yang pernah menampung hampir 800 tahanan dan sekarang menampung 91 tahanan, harus ditutup.
“Ini bukan hanya pendapat saya. Ini adalah pendapat para ahli. Ini adalah pendapat banyak pihak di dalam militer kita,” katanya.
Obama meminta kongres memberikan “sidang yang adil” terkait rencana pemerintahannya untuk menutup penjara militer Guantanamo.
Obama mengatakan, dirinya tak ingin membebani presiden AS selanjutnya dengan masalah Guantanamo ini.
“Marilah kita bergerak maju dan menutup babak ini. Saya tak ingin menyerahkan masalah ini kepara presiden (AS) selanjutnya, siapapun dia,” kata Obama, lansir Reuters.
Tentu saja, petupan penjara Guantanamo tidak mudah dan murah. Sebagian tahanan yang ada di dalamnya harus dipindahkan ke negara ketiga atau ke tempat lainnya.
Obama menyerukan untuk segera memindahkan 35 tahanan yang telah disetujui untuk dipindahkan ke negara lain dan mempercepat peninjauan para tahanan yang tersisa untuk menentukan apakah mereka harus terus ditahan atau tidak.
(ameera/arrahmah.com)