ANKARA (Arrahmah.com) – Turki akan memperkenalkan langkah-langkah keamanan nasional yang baru setelah adanya serangan bom mobil di Ankara yang menewaskan 28 orang pada 17 Februari lalu.
Ahmet Davutoglu, Perdana Menteri Turki membuat pengumuman pada Sabtu (20/2/2016), sehari setelah kelompok bersenjata Kurdi mengaku bertanggung jawab atas serangan yang ditujukan pada konvoy militer, lansir Al Jazeera.
“Kami akan melakukan perubahan dalam hal keamanan,” ujarnya setelah pertemuan lima jam di Istanbul dengan pejabat keamanannya.
Dia mengatakan bahwa sebagai bagian dari rencana baru, pasukan keamanan akan dikerahkan dan kehadiran mereka akan menjadi “lebih terlihat”, tetapi ia juga meminta warga untuk melakukan bagian mereka.
“Kelompok teroris bertujuan untuk menimbulkan trauma dan kekacauan di antara penduduk. Kita semua harus membantu aparat keamanan,” ujarnya.
“Tidak ada upaya keamanan yang bisa berhasil tanpa ada dukungan dari orang-orang.”
Davutoglu menolak klaim tanggung jawab oleh Kurdistan Freedom Falcons (TAK) untuk pemboman Ankara.
TAK yang telah dikaitkan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas operasi militer Turki di tenggara negara itu.
Namun pemerintah Turki menegaskan bahwa Partai Persatuan Demokrat Suriah Kurdi (PYD) dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) berada di balik serangan itu dalam sebuah operasi gabungan dengan PKK, lansir Al Jazeera.
Pernyataan pemerintah Turki disambut dengan sikap skeptis dari AS yang menyebabkan perpecahan semakin sengit di antara sekutu NATO.
Davutoglu pada Sabtu (20/2) mengkritik dukungan AS bagi para pejuang Kurdi di Suriah dan mengajukan banding ke AS untuk menunjukkan solidaritas dengan Turki dalam memerangi terorisme. (haninmazaya/arrahmah.com)