(Arrahmah.com) – Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mengeluarkan rilisan terkait korban sipil dalam perang di Afghanistan. Dalam rilisan itu UNAMA mengaitkan 62 persen dari jumlah korban sipil terhadap Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA), hal ini dibantah keras oleh Mujahidin IIA dalam pernyataan resminya. Mujahidin menekankan bahwa pada dasarnya penyebab terbesar jatuhnya korban sipil adalah akibat serangan-serangan darat dan udara pasukan penjajah dan sekutu lokalnya di Afghanistan. Berikut terjemahan pernyataan resminya:
*****
Hari ini (14/2/2016) UNAMA lagi-lagi mendapatkan jumlah korban sipil selama tahun 2015 dan mengaitkan 62 persennya kepada Mujahidin.
Sementara pada saat yang sama UNAMA mengaitkan 17 persen korban kepada rezim antek, penjajah asing dan elemen bersenjata lainnya termasuk milisi Arbaki. Hal ini muncul pada saat 800 warga sipil tewas atau terluka akibat serangan-serangan darat dan udara pasukan rezim antek dan penjajah asing di distrik Dand-e-Ghori, provinsi Baghlan selama 17 tahun terakhir.
Kami menganggap laporan oleh PBB ini sebagai tindakan yang berat sebelah, propaganda dan menyusunnya atas perintah pasukan penjajah. Korban-korban sipil tidak pernah bisa dicegah ketidakadilan semacam itu, malahan hal itu hanya akan mendorong ketidaktanggungjawaban pemerintah antek Kabul dan tuan mereka terkait hal ini.
Imarah Islam Afghanistan (IIA) meyakinkan kepada bangsanya bahwa atas izin Allah, IIA akan menjaga dan melindungi nyawa dan harta mereka selama operasi Jihad dan akan menggunakan semua upaya yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban sipil.
Organisasi internasional dan media harus mengidentifikasi dan mengekspos kejahatan sebenarnya dibalik jatuhnya korban-korban sipil sehingga tangan para penindas ditahan dan orang-orang terlindungi dari pelanggaran hukum mereka.
Pembicaraan oleh para penjajah terkait memperpanjang penjajahan negara ini, melanjutkan serangan-serangan udara dengan berbagai dalih, mengirim resimen militer baru serta mempersenjatai dan mendorong pemerintah Kabul untuk berperang adalah penyebab terbesar jatuhnya korban sipil itu sendiri, yang mana sejujurnya tanggungjawabnya jatuh pada pundak-pundak orang-orang Amerika itu [penjajah, pent], para pendukungnya dan pemerintahan Kabul.
Mujahidin Imarah Islam [Afghanistan] telah dipaksa untuk Jihad dan perjuangan bersenjata demi kebebasan negara mereka. Negara mereka telah dijajah dan hak mereka menegakkan pemerintahan Islam telah dirampas. Ini adlaah hak hukum bagi bangsa Muslim Afghan untuk mendirikan kembali tujuan-tujuan tersebut. Jihad dan perjuangan dianggap satu-satunya penyelamat; IIA telah mendukung bangsanya dalam jalan ini dan melihat kesuksesan dan kehormatan bangsanya berada bersamanya.
Juru bicara Imarah Islam Afghanistan
Zabihullah Mujahid
05/05/1437 H
14/02/2016 M
(siraaj/arrahmah.com)