BERLIN (Arrahmah.com) – Perundingan masalah konflik Suriah di Jerman menyepakati penghentian kekerasan dan melakukan penyaluran bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan di Suriah, lansir CNN (12/2/2016).
Usai berbicara di Munich, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengungkapkan bahwa penyaluran bantuan akan dimulai secepatnya pada pekan ini. Dia juga mengatakan, perundingan lanjut harus diadakan secepatnya di Jenewa.
“Pertama, kami menyepakati peningkatan dan perluasan pengiriman bantuan dimuali secepatnya. Kedua, kami sepakat mengimplementasikan penghentian kekerasan di seluruh negara (Suriah) untuk target satu pekan. Ini memang ambisius, namun semua orang bertekad bergerak secepat mungkin untuk mencapainya,” ujar Kerry.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakila tinggi dari AS, Rusia, Inggris, Arab Saudi, China, Mesir, Euni Eropa, Prancis,Jerman, Iran, Irak, Italia, Yordania, Libanon, Liga Arab, Oki, Oman, Qatar, dan PBB.
Hasil pertemuan disebutkan bahwa bantuan akan dikirimkan dari udara pekan ini ke wilayah Deir Ez Zour dan disusul secara berturut-turut ke Fouah, Kafrayah, pinggiran Damaskus, Madaya, Moudhimiyeh, dan Kafr Batna.
Sementara, untuk penghentian kekerasan, kebijakan tersebut tidak akan belaku dalam peperangan terhadap kelompok militan seperti ISIS. Kerry menegaskan, semakin lama konflik berlangsung, maka semakin berkembang ekstremis di negara tersebut.
Namun, Menteri Luar Negeri Inggirs Philip Hammond mengatakan penghentian kekerasan di Suriah hanya bisa dicapai jika Rusia berhenti melancarkan serangan udara terhadap oposisi untuk mendukung pemerintah rezim Bashar Asad.
Diplomat Barat dalam perundingan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa belum ada kesepakatn penghentian serangan udara oleh Rusia, “namun kami punya komitmen untuk sebuah proses yang jika berhasil maka akan mengubah keadaan.” (fath/arrahmah.com)