ALEPPO (Arrahmah.com) – Sedikitnya 500 orang termasuk 89 warga sipil telah gugur sejak Rusia melancarkan ofensif di provinsi Aleppo mulai awal bulan ini, ujar laporan kelompok pemantau.
Kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di London, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan pada Rabu (10/2/2016) bahwa sedikitnya 500 orang meninggal dunia sejak pasukan rezim Nushairiyah yang didukung oleh serangan udara Rusia meluncurkan ofensif besar dari utara Aleppo pada 1 Februari.
Laporan SOHR mengatakan bahwa di antara korban tewas adalah 89 warga sipil termasuk 23 anak, 143 milisi pro-rezim dan 274 pejuang Suriah, seperti dilansir Al Jazeera.
Puluhan ribu warga Suriah melarikan diri dari rumah mereka di pinggiran Aleppo dan menunggu di perbatasan Turki.
Sebelumnya PBB memperingatkan pada Selasa (9/2) bahwa lebih dari 300.000 orang yang tinggal di Aleppo saat ini terputus dari bantuan kemanusiaan karena tidak adanya akses masuk.
“Jika kemajuan ‘pemerintah’ (baca: rezim Suriah) di sekitar kota berlanjut, dewan lokal memperkirakan sekitar 100.000 sampai 150.000 warga sipil kemungkinan akan melarikan diri,” ujar laporan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Badan amal medis, Dokter Tanpa Batas atau yang lebih dikenal dengan sebutan MSF mengatakan pada Rabu (10/2) bahwa sedikitnya 23.000 warga Suriah telah tiba di kamp-kamp sekitar kota Azaz, Aleppo timur.
Di salah satu perbatasan Turki yang dikenal sebagai Bab Al-Salameh, MSF mengatakan terdapat sekitar 79.000 warga Suriah yang tinggal di kamp-kamp.
Serangan udara Rusia
Bagaimanapun, hingga saat ini Rusia membantah bahwa pihaknya telah menargetkan warga sipil Suriah.
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia mengatakan: “Moskow masih belum menerima bukti-bukti kematian sipil sebagai hasi dari serangan udara Rusia di Suriah.”
Zakharova juga mengklaim bahwa operasi Rusia di Suriah telah “diarahkan secara eksklusif untuk memerangi ancaman ‘teroris’.” (haninmazaya/arrahmah.com)