JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula berpendapat aksi teror di Sarinah, Jl. Thamrin Jakarta Pusat merupakan pengalihan isu agar rakyat Indonesia teralihkan dari kasus Freeport yang mencoba tidak patuh pada peraturan divestasi pertambangan. Bagi Beni hal ini semakin membuktikan ketidakmampuan Presiden Jokowi dalam memimpin dan menjaga kedaulatan bangsa, serta gagal memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Dia menilai tragedi pemboman di Sarinah Jakarta merupakan aksi teror yang dilakukan pihak asing terhadap kedaulatan Indonesia dengan memanfaatkan pelaku sebagai alatnya.
“Kita harus sadar tepat hari ini Rabu 14 Januari merupakan batas akhir penawaran saham PT. Freeport, dan apa yang terjadi hari ini adalah merupakan pengalihan isu dari kontrak perpanjangan Freeport, tidak menutup kemungkinan ini permainan para elit dan kepentingan asing yang mengorbankan wibawa dan kedaulatan bangsa kita, ini bukti dari ketidakmampuan rezim Jokowi saat ini yang tidak bisa melindungi segenap rakyat dan kedaulatan bangsa dari kepentingan dan keserakahan asing. Jokowi sangat lemah, pemerintah sudah tidak dapat menjamin rasa keamanan rakyat,” tutur Beni Pramula, lansir imm.or.id yang mengutip dari kabarpergerakan.com, Kamis (14/01/2016).
Sudah jelas menurut Beni Kedutaan Besar Amerika di Indonesia mengeluarkan surat yang isinya melarang warga negaranya untuk berkunjung atau beraktifitas di Sarinah dan jalan Thamrin pada hari Rabu 14 Januari 2016, karena mereka sudah tahu akan ada tragedi yang terjadi.
“Sungguh ironi kedaulatan bangsa kita, kita tahu sekitar jam 6-7 pagi tadi Kedutaan Besar Amerika mengeluarkan surat untuk melarang warga negaranya berada atau beraktifitas di sekitar Sarinah, ya ini jelas mereka sudah tahu akan terjadi aksi pemboman dan aksi teror di situ. Ini semua akibat dari persengkokolan jahat elit dan asing demi keserakahan dan kepentingan asing di negeri ini. sementara pelaku pada aksi teror tersebut hanya boneka untuk kirim pesan, Pelaku hanya pemain antara yang ditunggangi oleh kepentingan yang lebih besar,” ungkap Beni.
“Di bawah kendali Jokowi negara kita sedang terancam, berada dalam bahaya. Kita lihat saja sektor-sektor strategis nasional di kuasai asing, tanah-tanah sudah di beli asing, hutang terus bertambah secara signifikan, kemiskinan terus meningkat, pengangguran bertambah dan merajalela sementara kedaulatan negara tidak berdaulat lagi akibat lemahnya kepemimpinan nasional, makanya kita sama-sama mengutuk aksi teror dan pemboman hari ini, tapi kita juga harus mengutuk elit yang bersekongkol dengan asing dan para kapital-liberalis yang membuat bangsa ini tidak berdaulat lagi. Tidak ada jalan lain kecuali kita harus kembali pada cita-cita awal kemerdekaan yakni kembali ke UUD 1945 asli dan tarik mandat rezim pro asing, pro kapitalis-liberalis dan rezim lemah saat ini,” tambahnya.
Ledakan granat, kata polisi, terjadi enam kali di kawasan perbelanjaan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1). Ledakan pertama terdengar pukul 10.40 WIB, sedangkan ledakan kedua terdengar sekitar pukul 10.50 WIB, ledakan ketiga pukul 10.56 WIB, ledakan keempat pukul 11.58 WIB, ledakan kelima pukul 11.00 WIB, dan ledakan keenam pukul 11.03 WIB. Tragedi ini menewaskan 7 warga termasuk 5 orang yang diduga pelaku penembakan dan peledakan, serta belasan orang terluka. (azm/arrahmah.com)