WASHINGTON (Arrahmah.com) – Rafael Delgado lahir dan dibesarkan di tengah keluarga Katolik yang sangat religius di kota asalnya, Nikaragua.
Ketika dewasa, ia mulai bertanya-tanya apa yang terjadi setelah kematian Yesus Kristus. “Pertanyaan saya tersebut menuntun saya ke Islam,” kata Delgado (58).
Berdasarkan statistik, Muslim Latin merupakan kelompok etnis yang paling berkembang pesat di negara ini, dengan perkiraan 150.000 orang yang telah masuk Islam di Amerika Serikat, lansir The Press Enterprise (29/12/2015).
Delgado khawatir, bahwa serangan berdarah seperti di San Bernardino telah menyesatkan persepsi orang Amerika tentang Islam. “Ini benar-benar kacau,” katanya. “Kita harus menyampaikan pesan tentang perdamaian dan toleransi.”
Delgado adalah anggota dari Asosiasi Muslim Latin Amerika, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengajarkan dasar-dasar Islam di Spanyol.
Muslim percaya bahwa Yesus Kristus adalah seorang nabi. Tapi mereka tidak langsung berdoa kepada Yesus, melainkan langsung kepada Tuhan. Dalam Islam Yesus hanyalah manusia. Ini masuk akal menurut Delgado. Kemudian ia menjadi Muslim.
“Ini keyakinan kami setiap manusia, setiap jiwa lahir dengan fitrah alami untuk tunduk kepada Allah, kepada Tuhan,” kata Delgado.
Jihad Turk, presiden Bayan Claremont, seorang lulusan sekolah Islam, mengatakan bahwa Islam adalah agama yang paling mirip dengan Katolik.
“Muslim percaya pada Tuhan, percaya bahwa Yesus Kristus lahir dari perawan Maria, dan kisahnya diceritakan dalam Al Quran secara lebih rinci daripada yang diceritakan dalam Alkitab,” kata Turk.
(fath/arrahmah.com)