(Arrahmah.com) – Pada Jum’at (25/12/2015), Yayasan Media Al-Andalus merilis pernyataan Al-Qaeda di Negeri Maghrib Islam, atau Al-Qaeda in the Islamic Maghrib (AQIM), mengenai syahidnya Syaikh Abu Hassan Rashid Al-Bulaydi.
Syaikh Abu Hassan adalah Ketua Hai’ah Syar’iyah AQIM yang gugur dibunuh oleh rezim Aljazair dalam serangan di Tizi Ouzou. Berikut terjemah lengkap pernyataan belasungkawa AQIM tersebut.
Belasungkawa atas Gugurnya Petinggi AQIM
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Tanzhim Al-Qaeda di Negeri Maghrib Islam
Di tengah malam gelap gulita, kehadiran bulan purnama dirindukan.
Pernyataan khusus berkenaan dengan kesyahidan Syaikh Abul Hasan Rasyid Al-Bulaidi Ketua Hai’ah Syar’iyah Tanzhim Al-Qaeda di Negeri Maghrib Islam
Segala puji bagi Allah yang telah berfirman,
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Dan janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka itu hidupdisisi Rabb mereka dengan mendapat rezki.” (QS. Ali Imran [3]: 169)
Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada pemimpin para Rasul dan imam mujahidin, juga kepada keluarganya dan para sahabatnya yang suci, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari pembalasan. Amma ba’du…
Pada akhirnya, tenggelam pula bintang yang selama ini sinarnya menerangi langit dakwah dan jihad di negeri Maghrib Islam.
Setelah melakukan perjalanan yang panjang, yang berisikan perjuangan dan pengorbanan, Asy-Syaikh Al-Murabbi akhirnya pergi untuk bergabung dengan kafilah syuhada’, merasakan istirahat setelah keletihan, untuk bisa berjumpa dengan orang-orang tercinta, yaitu Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya.
Dengan hati yang ridha kepada qadha’ dan qadar Allah, dan yakin akan janji-janji-Nya dan kabar-kabar gembira-Nya, kami menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada umat Islam secara umum, dan kepada para pelopor jihad umat Islam secara khusus, terutama sekali para pemimpin mereka yaitu syuyukh dakwah dan jihad, atas kesyahidan Asy-Syaikh Al-Murabbi dan juru dakwah yang tekun membimbing, Abul Hasan Rasyid Al-Bulaidi rahimahullah, pada hari Jum’at sore, 14 Rabi’ul Awwal 1437 H (25 Desember 2015 M) oleh operasi penyergapan yang khianat dari pihak orang-orang murtad (tentara Aljazair, pent) di wilayah Bu Nu’man, provinsi Tizi Ouzou.
Saat kami menyampaikan ungkapan belasungkawa ini kepada umat Islam dan diri kami sendiri atas musibah besar ini, kami tidak mengucapkan kecuali perkataan yang mendatangkan ridha Rabb kami.
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, berilah kami pahala atas musibah yang menimpa kami ini dan berilah kami ganti yang lebih baik darinya.
Syaikh Abul Hasan adalah seorang ulama yang menonjol dalam dunia dakwah dan jihad di Aljazair. Ia dikenal dengan kecintaannya terhadap ilmu dan pengamalan ilmunya. Ia memulai perjalanan dakwahnya dengan menjadi khatib dan imam sukarela pada masjid di kota beliau, Halwiyah, propinsi Bulaidahi. Tak lama setelah itu beliau bergabung dengan rombongan pertama dalam kafilah jihad.
Melalui perantaraan beliau, Allah memberi manfaat kepada jihad dan mujahidin, khususnya pada hari-hari fitnah. Beliau termasuk golongan ulama yang bertahan dengan sikap-sikap di atas kebenaran pada masa perjalanan Jama’ah Islamiyah Musallahah mengalami penyimpangan. Melalui para ulama tersebut, Allah memberi petunjuk kepada umat dan menyingkap kesuraman.
Syaikh Abul Hasan telah bangkit menyampaikan taklim, motivasi jihad, dan bimbingan sejak pertama kali beliau bergabung dengan kafilah jihad. Beliau tetap dalam keadaan tersebut sampai beliau meraih kesyahidan yang selama ini beliau cita-citakan. Sikap beliau mengutarakan,
Allah telah memilih kita untuk mendakwahkan agama-Nya.
Kita kan berjalan meniti sunnah-sunnah-Nya.
Di antara kita ada yang telah gugur.
Dan adapula yang masih tetap menjaga perjanjian dengan-Nya.
Syaikh Abul Hasan meniti jejak para pendahulunya yang diberkahi, meskipun situasinya sangat berat nan sempit. Beliau tetap bersabar, mengharap pahala di sisi-Nya, dan tegar di atas kebenaran tanpa keraguan. Beliau meninggalkan semua alasan yang membuat orang enggan berjihad melawan orang-orang murtad, alasan-alasan yang biasa diambil oleh orang-orang yang terbiasa hidup dalam kehinaan dan hati mereka tidak memiliki kecemburuan dan pembelaan terhadap agama Allah.
Syaikh Abul Hasan telah berpulang dalam keadaan sabar dan mengharap pahala Allah, dalam sebuah peperangan yang bekal beliau satu-satunya adalah kesabaran dan keyakinan, semata-mata demi menegakkan agama ini dan membersihkan bumi Maghrib Islam dari najis setiap orang murtad dan pengkhianat. Meskipun bumi yang penuh berkah ini tak henti-hentinya harus membayar biaya yang mahal untuknya, dengan mempersembahkan darah putra-putra terbaik mereka, dalam jangka waktu beberapa dekade jihad, pengorbanan, dan ketegaran.
Syaikh yang penyabar ini telah berpulang, sementara sikapnya mengulang-ulang firman Allah,
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-samanya, sejumlah besar pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu, dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran [3]: 146)
Cukuplah bagi beliau, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau, bahwa beliau tidak pernah merasa lemah dan tidak pernah menyerah. Bahkan beliau berpulang sementara pedangnya masih terhunuh ke wajah musuh-musuh Islam. Beliau berjuang membela umat Islam dengan senjata dan penanya. Beliau menorehkan catatan ilmunya dengan tinta darahnya dan mencatatkan kejujuran kesyahidan beliau dengan sisa-sisa badan beliau yang tercabik-cabik senjata musuh.
Tidurlah dengan jiwa yang tenang, wahai Abul Hasan, orang sepertimu telah melindungi kemuliaan ilmu dari keburukan meja-meja makan para thaghut. Engkau hanya ingin hidup sebagai seorang mujahid yang senantiasa memegang tali kekang kudanya, demi mencari kesyahidan di kancah-kancah peperangan.
Tidurlah dengan jiwa yang tenang, wahai Abul Hasan, engkau telah menyusul bintang-bintang terang yang telah mendahuluimu, dengan kesyahidanmu, engkau menghiasi dekade yang unik itu. Dua orang Syaikh yaitu Syaikh Abu Yahya Al-Libi dan Athiyatullah Al-Libi, dua orang Syaikh yaitu Syaikh Harits An-Nazhari dan Ibrahim Ar-Rubaisy, dan para syaikh dakwah dan jihad lainnya. Sungguh mereka adalah sebaik-baik kawan di negeri kemuliaan, insyaa Allah.
Engkau telah mengucurkan darahmu di jalan Allah, dalam keadaan berperang maju, tanpa mundur, untuk meninggikan kalimat Allah dan mengangkat panji tauhid. Kami memohon kepada Allah semoga memberimu pahala yang agung, meninggikan derajatmu, menerima semua usaha dan perjuanganmu, dan menyampaikan dirimu dan para saudaramu, para syuhada’ yang darahnya tertumpah demi meninggikan panji Allah, kepada surga tertinggi Al-Firdaus.
Meskipun musibah ini sangat besar, namun kami semua dalam Tanzhim Al-Qaeda akan tetap tegar di atas rel perjuangan ini, menempuh jalan jihad, sampai kami membebaskan negeri-negeri kaum muslimin dan menerapkan syariat Allah, atau kami harus merasakan apa yang dirasakan oleh para pendahulu kami (kematian syahid) dalam keadaan senang dan gembira. Kami memohon kepada Allah semoga menerima jihad kami, ribath kami, dan semua amal kami, serta menutup hidup kami dengan kesyahidan di jalan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengurusi dan Maha Mampu atas hal itu.
Ya Allah, inilah hamba-Mu, Abul Hasan, menghabiskan separuh umurnya berjihad di jalan-Mu dan memperjuangkan agama-Mu.
Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami dari bagian pahalanya, dan janganlah Engkau menjadikan kami terkena fitnah sepeninggalnya. Ya Allah, muliakanlah jamuan untuknya dan tinggikanlah derajatnya, dan jadikanlah ia termasuk dalam golongan,
يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
“Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran [3]: 171)
Ya Allah, hancurkanlah orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang murtad yang menjadi agen-agen mereka.
Ya Allah, menangkanlah mujahidin di setiap tempat dan bantulah mereka dengan pasukan bantua dari sisi-Mu.
Shalawat dans alam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.
Akhir dari seruan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb semesta alam
Tanzhim Al-Qaeda fi Negeri Maghrib Islam
Yayasan Media Al-Andalus
Jum’at, 14 Rabi’ul Awwal 1437 H/25 Desember 2015 M
(banan/arrahmah.com)