YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Amir Majelis Mujahidin Al Ustadz Muhammad Thalib menegaskan bahwa Islam bukanlah alat tukar untuk mendapatkan popularitas maupun kekayaan dunia. Tapi petunjuk jalan menuju kemenangan dunia dan akhirat.
“Karena itu, kita mohon pada Allah agar istiqamah di atas jalan Islam hingga akhir hayat,” katanya pada acara Kajian Kamis malam dengan tema “Melawan upaya penghancuran Islam di Indonesia” di Masjid Ar Rasul Kotagede Yogyakarta, Kamis (24/12/2015).
Lebih jauh Ustadz Thalib menjelaskan kepada jamaah untuk memilih jalan dakwah dan jihad untuk perjuangan penegakan syariat Islam,
“Kita tidak boleh jadi pengangguran. Karena kelemahan ekonomi bisa jadi titik lemah seseorang, dan jalan masuk bagi musuh Islam untuk melemahkan semangat para mujahid,” seraya mengajak jamaah membaca Al Quran surat An Nisa’ ayat 105.
Kata Ustadz Thalib beruntunglah orang yang berjuang dan beraktifitas dengan ilmu. Sesungguhnya solusi ilmu terhadap problem umat jauh lebih efektif daripada menempuh jalan kekerasan.
“Betapa banyaknya manusia Muslim di zaman ini belajar Islam, lalu menggunakan Islam untuk melawan sesama Muslim. Misalnya, ahli tafsir, ahli hadits, digunakan untuk memojokkan atau melemahkan perjuangan penegakan syariat Islam, bahkan memerangi sesama Muslim. Padahal umat Islam diperintah bekerjasama dalam kebaikan,” jelas ustadz.
Kaum mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka mengajak berbuat kebajikan, mencegah kemungkaran, melakukan shalat, mengeluarkan zakat, dan menaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu adalah orang-orang yang akan mendapat rahmat dari Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa untuk menolong kaum mukmin lagi Mahabijaksana dalam memberikan pertolongan. (QS At-Taubah (9) : 71)
Tips Ustadz Thalib menghadapi musuh Islam yakni dengan menggunakan logika terbalik. Jika musuh Islam punya sepuluh siasat untuk melawan kita, maka cukup kita lawan dengan satu strategi saja.
“Seharusnya, ragam cara menghadapi siasat musuh lebih banyak. Bila musuh punya sepuluh siasat, kita siapkan seratus siasat untuk mengalahkan musuh, agar nafas perjuangan kita lebih panjang dan kesabaran kita lebih kuat,” paparnya.
Ustadz Thalib menandasakan bahwa berjuang membela Islam harus dengan cara yang dicontohkan Rasulullah, karena pada diri Nabi ada contoh dan tauladan yang baik.
“Maka mendakwahkan Islam melalui semarak maulid Nabi, semarak peringatan tahun baru, apakah contoh dari dari Nabi dan sahabatnya? Dan apakah manfaatnya selama ini, justru memecah belah umat karena sibuk berdebat bid’ah ataukah sunah?” (azmuttaqin/*/arrahmah.com)