(Arrahmah.com) – Media As-Sahab, sayap media Al-Qaeda, telah menerbitkan sebuah video rekaman ceramah Syaikh Aiman Az-Zhawahiri yang bertemakan seruan untuk bersatu membebaskan Al-Quds.
Dalam seruan ini, Amir Al-Qaeda itu menyampaikan panduan strategis bagi Mujahidin dan kaum Muslimin untuk bersatu dan bergerak membebaskan Palestina yang diduduki teroris Yahudi “Israel”.
Syaikh Aiman menyatakan bahwa front Syam adalah front yang sangat penting bagi pembebasan Palestina dan penyatuan Mujahidin di front tersebut, di bawah naungan kalimat Tauhid adalah jembatan menuju kemenangan.
Ia juga menegaskan bahwa kaum Muslimin dan Mujahidin harus segera mengumumkan sebuah deklarasi yang mendorong terwujudnya sebuah persatuan. Agar tenaga Mujahidin tidak terkuras karena saling bertempur satu sama lain, sementara pasukan Salibis Barat dan Rusia bersatu dengan kekuatan Shafawi, Nushairiyah, serta kaum Sekuler dalam memerangi Mujahidin.
Berikut terjemah lengkap pidato Hakimul Ummah tersebut, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Rabu (16/12/2015).
Mari Bersatu untuk Membebaskan Al-Quds
Sebuah pesan dari Syaikh Al-Mujahid Hakimul Ummah:
Dr. Aiman Az-Zhawahiri (semoga Allah menjaganya)
Segala puji hanya bagi Allah. Dan semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga beliau, sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau.
Saudara-saudadraku kaum Muslimin di setiap tempat, assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh, amma ba’du.
Kaum Muslimin di berbagai tempat telah begitu terguncang dan menderita dengan adanya serangan kaum Yahudi yang terjadi berkali-kali terhadap Masjid Al-Aqsa yang diberkahi dan berbagai kejahatan lainnya yang terus berlangsung terhadap rakyat kami di Palestina secara umum dan di Yerusalem secara khusus.
Apa yang terjadi di Yerussalem hari ini adalah sebuah tahapan baru dalam Jihad. Semoga Allah memberkahi tangan-tangan para Mujahid yang mempertahankan Palestina dan Al-Aqsa dengan pisau, mobil, bebatuan dan segala sesuatu yang mereka miliki.
Saya memohon kepada Allah, agar Ia memberkahi para pemburu syahid ini yang menusuk orang-orang Yahudi tersebut. Meskipun mereka juga menyadari bahwa diri mereka akan terbunuh oleh Yahudi . Semoga Allah menerima kesyahidan mereka dan menempatkan mereka pada derajat tertinggi serta menjadikan pengorbanan mereka sebagai petunjuk bagi setiap Muslim yagn bersemangat tinggi untuk membela imannya, umatnya dan tempat-tempat sucinya.
Saudara-saudaraku kaum Muslimin yang bersemangat untuk membebaskan Yerusalem! Pembebasan Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa membutuhkan dua hal (wallaahu a’lam):
(Pertama), Serangan terhadap barat, khususnya serangan terhadap Amerika di tanah mereka sendiri. Dan menyerang kepentingan-kepentingan mereka yang tersebar di berbagai tempat. Para pendukung “Israel” harus membayarnya dengan darah mereka dan ekonomi mereka atas dukungan mereka terhadap kejahatan-kejahatan “Israel” terhadap Islam dan kaum Muslimin.
Kita harus melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh para Mujahid dalam serangan 11 September yang diberkati, serangan Bom Madrid, Bom Bali, Bom London dan Paris. Dan melanjutkan jalan yang telah ditempuh oleh Ramzi Yusuf, Muhammad Atta, Amrozi, Shahzad Tanweer, Nidal Hasan, Umar Faruq, Muhammad Merah dan Tsarnaev bersaudara.
(Kedua): Mendirikan sebuah Negara Islam di Mesir dan Syam, untuk memobilisasi ummat ini agar dapat membebaskan Palestina.
Oleh karena itu, kita membutuhkan persatuan, menghentikan perselisihan dan perseteruan di kalangan Mujahidin.
Saudara-saudaraku kaum Muslimin dan Mujahidin dari berbagai kelompok dan tempat, dari Keshgar hingga Tangier, dari Grozny hingga Mogadishu, wahai ummat Jihad, wahai ummat yang shalih, wahai umat yang berakhlak mulia dan berprinsip dari setiap faksi Mujahidin! Hari ini, kita menghadapi serangan Amerika, Eropa, Russia, Syiah Rafidhah, Syiah Nushairiyah, yang mengingatkan kita akan koalisi yang terjadi antara Tatar dan Syiah Rafidhah melawan Khalifah Abbasiyah dan koalisi antara Syiah Rafidhah dengan Perancis melawan Khilafah Utsmaniyah.
Kita harus bersatu dalam satu barisan dari Turkistan Timur hingga Maroko demi menghadapi aliansi setan agresif yang menyerang Islam, umat Islam dan tanah-tanah kaum Muslimin.
Sesungguhnya, Amerika, Rusia, Iran, Alawiyin dan Hizballa telah berkoordinasi untuk memerangi kita. Lantas, apakah kita tidak mampu untuk menghentikan perselisihan di antara kita dan untuk mengerahkan segala kemampuan kita untuk melawan mereka?
Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, “Demi Allah, Al-Hasan bin Ali telah memimpin sebuah pasukan yang sangat besar seperti gunung-gunung yang berjajar untuk melawan Mu’awiyah radhiallahu anhu. Maka Amru bin Al-Ash radhiallahu anhu mengatakan, ‘Aku benar-benar melihat sebuah pasukan yang tidak akan kembali sebelum benar-benar membunuh musuh-musuh mereka.” Muawiyah yang ia lebih baik dari dua orang itu mengatakan kepadanya, “Wahai Amr! Jika pasukan ini membunuh pasukan itu dan pasukan itu membunuh pasukan ini, maka siapa yang akan tinggal bersamaku untuk melaksanakan tugas-tugas publik? Siapa yang akan tinggal bersamaku untuk mengurus wanita dan anak-anak mereka?
Maka Muawiyah mengirim 2 orang dari Bani Abdus Syam bernama Abdurrahman bin Samurah dan Abdullah bin Amir bin Kuraiz kepada Al-Hasan radhiallahu anhu.
Mu’awiyah berkata kepada utusan-utusan tersebut, “Pergi dan temuilah orang ini (Al-Hasan radhiallahu anhu) dan mulailah utuk melakukan pembicaraan damai dengannya.”
Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Aku mendengar Abu Bakar radhiallahu anhu berkata, ‘ Aku melihat Rasulullah ﷺ di mimbar sedangkan Hasan bin Ali radhiallahu anhu berada disamping beliau ﷺ. Nabi ﷺ sesekali melihat kepada orang-orang dan sesekali melihat kepada Hasan bin Ali radhiallahu anhu, beliau bersabda, “Anakku ini akan menjadi sayyid (Tuan) dan semoga Allah mendamaikan antara 2 kelompok besar kaum Muslimin melalui dirinya.”
Saudara-saudaraku Mujahidin dari setiap negeri! Front Syam adalah front yang sangat penting sekali bagi pembebasan Palestina. Dan penyatuan Mujahidin di front tersebut, di bawah naungan kalimat Tauhid adalah jembatan menuju kemenangan. Dan bersatunya Mujahidin di front tersebut di bawah naungan kalimat Tauhid adalah jembatan menuju kemenangan In syaa Allah. Maka dari itu, kaum Muslimin secara umum dan Mujahidin secara khusus, haruslah segera mengumumkan sebuah deklarasi yang mendorong terwujudnya sebuah persatuan. Agar tenaga Mujahidin tidak terkuras karena saling bertempur satu sama lain, sementara pasukan Salibis Barat dan Rusia bersatu dengan kekuatan Shafawi (Iran-pnj), Nushairiyah, serta kaum Sekuler dalam memerangi Mujahidin.
Apakah tidak termasuk keshalihan dan tindakan yang masuk di akal, jika kita menghentikan pertempuran di antara Mujahidin dan mengarahkan segala kekuatan dan kemampuan mereka untuk melawan aliansi setan yang agresif yang tengah menyerang umat Islam serta menjajah Irak dan Syam?
Imam Ibnu Katsir rhm telah meriwayatkan tentang sayyidina Mu’awiyah radhiallahu anhu bahwa ketika terjadi pertikaian antara Ali radhiallahu anhu dengan Mu’awiyah radhiallahu anhu, tidak ada penaklukan wilayah yang berjalan dengan sempurna baik di tangan Ali radhiallahu anhu maupun di tangan Mu’awiyah radhiallahu anhu. Maka, Raja Romawi mencoba menggoda Mu’awiyah radhiallahu anhu setelah ia mengalahkan dan menghinakan bala tentaranya. Jadi ketika raja Romawi melihat bahwa Muawiyah tengah sibuk berperang melawan Ali radhiallahu anhu, Raja Romawi segera mempersiapkan bala tentaranya dan bergerak menuju sejumlah wilayah. Tindakannya itu mendorong Mu’awiyah untuk menulis surat:
“Demi Allah, jika engkau tidak berhenti dan kembali ke wilayahmu, hai orang yang terkutuk! Maka anak pamanku dan diriku akan bersama-sama berperang untuk melawanmu, untuk mengusirmu dari seluruh wilayahmu dan kami akan membuat bumi yang luas ini menjadi sempit bagimu.”
Ketika mengetahui surat tersebut, raja Romawi menjadi ketakutan, ia pun segera berhenti dan mengajukan gencatan senjata.
Wahai para Mujahidin dari seluruh kelompok jihad dan dari semua front-front jihad! Raja Romawi telah menggerakkan pasukannya untuk mendekati wilayah kaum Muslimin bersama bala tentaranya dan lihatlah, bagaimana sayyidina Mu’awiyah radhiallahu anhu memperlakukan mereka ketika menghadapi tantangan yang berbahaya ini.
Sedangkan kita, kita telah dijajah oleh musuh-musuh Islam selama puluhan tahun dan di tengah bayang-bayang penjajahan inilah muncul kelompok-kelompok Jihad. Meskipun demikian kaum Muslimin justru saling bertengkar sendiri-sendiri. Bukankah kita memiliki para sahabat radhiyallaahu anhum sebagai teladan kita?
Saudara-saudaraku kaum Muslimin dan Mujahidin di berbagai negara dan wilayah serta dari berbagai kelompok dan faksi! Perjuangan kita di Mesir dan Suriah adalah untuk membuka gerbang bersejarah menuju Yerussalem. Ini adalah peperangan yang luas dan menyeluruh.
Ini adalah pertempuran dari sebuah perjuangan bersenjata untuk menghentikan rezim-rezim Murtad dan aliansi Syiah-Salibis yang mendukung mereka. Ini adalah sebuah pertempuran yang umat ini harus mendukungnya dengan dukungan sumberdaya manusia, dukungan dana, material, keahlian dan doa.
Ini adalah sebuah pertarungan dakwah yang yang membutuhkan usaha keras untuk menjelaskan bahwa jihad itu diperintahkan demi meninggikan kalimat Allah dan mencegah berkuasanya sistem sekuler nasionalistik.
Sebagaimana firman Allah:
“Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah dan agar agama itu hanya milik Allah.” (Al-Ayat).
dan sebagaimana sabda Nabi, “Seseorang yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka itulah jihad fi Sabilillah.” (Al-Hadits).
Ini adalah peperangan politik yang membutuhkan usaha keras untuk meyakinkan umat ini bahwa kita memiliki sikap yang konsisten dengan apa yang kita serukan dan tidak bertentangan dengannya. serta agar Mujahidin tidak terasing dari kaum Muslimin.
Maka dari itu, sikap dan perilaku kita harus bisa meyakinkan kaum Muslimin bahwa kita benar-benar rela dan bersemangat untuk menegakkan hukum Syariah Islam pada diri kita sendiri, jika memang ada perintah syariat untuk itu, dan bahwa kita adalah kaum yang menepati janji dan bahwa kita tidak menyerang kesucian seorang Muslim.
Serta bahwa kita bukanlah kaum yang berlebihan dalam urusan takfir dan bahwa kita adalah kaum yang baik akhlaknya terhadap umat kita dan bahwa kita tidak bertujuan untuk menguasai kaum Muslimin, tetapi kita ingin agar umat ini memilih Imam mereka dengan proses konsultasi (musyawarah) dan penuh penerimaan, demi menegakkan kembali kekhilafahan di atas manhaj Nubuwwah dan sunnah para Khalifah Rasyidah radhiyallaahu anhum.
Ini juga merupakan pertempuran yang membutuhkan usaha keras secara politik untuk menjelaskan kepada umat kita bahwa di sana ada sejumlah kelompok yang terkait dengan aktifitas Islami, seperti ikhwanul Muslimin, Salafi pro As-Sisi serta Ghanoushi dan para pengikutnya yang aktifitas mereka justru telah membuat umat ini kehilangan agama dan dunia mereka.
Mereka beraliansi untuk melawan aktifitas-aktifitas Islami bersama musuh-musuh Islam dan musuh-musuh umat Islam dari kalangan para Thaghut Militer, kaum Sekuler dan para politisi korup. Mereka menghiasi tampilan mereka (musuh-musuh Islam dari kalangan penguasa thaghut dan politisi) yang korup ini dan memberi mereka kekebalan hukum.
Mereka membiarkan para kriminal seperti As-Sisi, Muhammad Ibrahim dan Muhamad Beji Caid Essebsi untuk mengikat leher-leher kaum Muslimin. Mereka melibatkan diri untuk menyepakati kesepakatan damai yang penuh ketundukan dengan “Israel”. Karena mereka menyadari bahwa harga untuk mendapatkan kekuasaan adalah dengan menerima perundang-undangan sekuler dan tunduk kepada “Israel”.
Oleh karena itu, demi menjaga Palestina dari manhaj-manhaj sesat tersebut, maka umat yang shalih, umat Jihad dan Tauhid ini harus mengumpulkan umat kita di Palestina di sekitar kalimat Tauhid. Mereka harus mengajak umat ini untuk berjihad demi menegakkan kalimat Allah dan meninggalkan upaya-upaya untuk menjual tanah Palestina.
Mereka harus diseru untuk menjadikan Syariat Islam sebagai hukum tertinggi di atas hukum dan konstitusi lainnya.
Mereka harus mendorong umat di Palestina untuk menolak sistem-sistem korup dan manhaj perjuangan yang rusak yang membuat mereka kehilangan agama dan dunia mereka. Apa yang terjadi di Mesir dan Tunisia serta Aljazair adalah contoh yang bagus bagi mereka.
Wahai Mujahidin Palestina! Apakah buah dari hasil-hasil Jihad kalian adalah lahirnya sebuah negara yang menyingkirkan Syariat Islam dan menolak Islam? Apakah akhir dari jihad kalian adalah terbentuknya sebuah pemerintahan yang memaksakan pemberlakuan hukum dan perundang-undangan kafir bagi kaum Muslimin?
Dan bagaimana mungkin perjuangan pembebasan Palestina akan bersatu dengan pengakuan terhadap pemerintahan sekuler yang menjual tanah Palestina? Apakah kalian akan mengorbankan diri kalian agar Palestina dapat dijual oleh orang-orang sekuler itu?
Ini adalah sebuah sikap yang tidak bisa diterima bahkan oleh para patriot dan pejuang Nasionalis yang berperang demi tanah dan wilayah mereka. Jika demikian, bagaimana bisa seorang Mujahid Muslim bisa menerimanya?
Hari ini sejumlah pemimpin kalian telah menjerumuskan kalian ke dalam sumur yang sama yang telah menenggelamkan saudara-saudara kalian di Mesir dan Tunisia. Mereka menipu kalian agar kalian meyakini bahwa kalian tidak akan bisa mendapatkan Palestina kecuali kalian meninggalkan keyakinan Tauhid dan aturan Syariah dan mengisi diri kalian dengan kekafiran, sekulerisme serta memaksakan hukum-hukum internasional pada diri kalian. Sekaligus mendirikan sebuah negara Nasionalis yang didalamnya para Mujahid disamakan dengan para penjual tanah Palestina itu dan para Muwahid yang berjuang keras untuk menegakkan syariah dianggap sama dengan kaum sekuler yang meninggalkan syariat.
Mereka juga menipu kalian dengan mengatakan bahwa kalian tidak akan bisa merdeka kecuali dengan mengakui dan member ilegitimasi kepada para penjual Palestina ini ,membiarkan mereka duduk di tampuk kepresidenan, kementrian dan kekuasaan.
Ini adalah sumur gelap yang tidak mungkin membuat kalian bisa mendapatkan Palestina kembali.Tetapi, ia adalah saluran yang membuat kalian kehilangan keyakinan Tauhid dan tanah Palestina secara sekaligus, dengan kata lain, saluran tersebut telah membuat kalian kehilangan agama dan dunia kalian.
Saudara-saudaraku kaum Muslimin dan Mujahidin di manapun kalian berada! Yerusalem telah dipercayakan di leher-leher kita dan untuk membebaskannya kita harus mmebuat para pendukung “Israel” membayar harga dukungan mereka dengan darah dan ekonomi mereka karena mereka telah menyerang umat ini.
Telah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk bekerja menegakkan pemerintahan kaum Muslimin di sekitar wilayah Israel. Ini adalah pertempuran multi front, maka setiap tindakan yang memicu dan memperkeruh perseteruan di kalangan Mujahidin adalah sebuah tindakan bodoh yang menghilangkan kekuatan mereka dan menggagalkan kemenangan. Telah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk bersatu menghadapi musuh kita dari Kashgar hingga Tangier, dari puncak pegunungan Kaukasia hingga Afrika Tengah.
Dan akhir ucapan kami adalah, walhamdulillaahirabbil ‘aalamiin.
Ash-Shalaatu was Salaamu ‘ala Nabiyyina Muhammad, wa’ ala alihi, wa ash-haabihi.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
(banan/arrahmah.com)