(Arrahmah.com) – Gencatan senjata antara rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dengan pemberontak Suriah hanya akan memberikan keuntungan bagi rezim, ujar pernyataan pemimpin salah satu kelompok terbesar di Suriah yang memerangi rezim yang disiarkan pada Sabtu (12/12/2015), di mana ia juga mengkritik pertemuan oposisi baru-baru ini di Riyadh sebagai sebuah konspirasi.
Pernyataan oleh Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani, amir Jabhah Nushrah, datang untuk merespon pembicaraan yang dilakukan di Arab Saudi awal pekan ini.
“Gencatan senjata adalah langkah pertama untuk menyerah dan mengambil tempat hanya untuk kepentingan rezim,” ujar Syaikh dalam sebuah konferensi pers di hadapan beberapa wartawan yang disiarkan oleh stasiun televisi termasuk Orient News TV.
Tidak jelas kapan dan dimana rekaman tersebut diambil. Wajah Syaikh Al-Jaulani diburamkan dalam rekaman tersebut.
Syaikh Al-Jaulani mengecam konferensi oposisi Suriah yang diadakan di Riyadh, ibukota Arab Saudi pada awal pekan ini dan menyatakannya sebagai sebuah konspirasi.
“Siapa pun yang pergi ke konferensi tersebut tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan berbagai hal di lapangan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa konferensi di Riyadh adalah upaya untuk menjaga kekuasaan Bashar Asad.
“Itu ingin menjaga Bashar Asad dan memasukkan oposisi bersenjata ke dalam pasukan rezim dan kemudian gabungan kelompok ini akan memerangi Jabhah Nushrah dan ISIS dan berusaha untuk memaksakan gencatan senjata kepada rakyat Suriah,” ujarnya seperti dilansir Zaman Alwasl pada Ahad (13/12).
“Konferensi ini bukan untuk kepentingan rakyat Suriah, dan tidak dapat diterima.”
“Ini adalah pengkhianatan besar terhadap orang-orang yang mengorbankan darah mereka dan setiap orang yang mengorbankan darah mereka untuk pembentukan pemerintahan Islam. Ini adalah konspirasi dari banyak faksi dan kami harus bekerja untuk menggagalkan plot tersebut,” lanjutnya.
“Kami mengambil jalan Jihad dan kami akan menyelesaikan proses, dan kami berbicara mengenai pembebasan lebih dari 80 persen wilayah Suriah,” ujar Syaikh Al-Jaulani mengacu kepada fakta bahwa rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad hanya mengusai sekitar 20 persen dari wilayah Suriah saat ini.
Dalam menanggapi pertanyaan mengenai hubungan kelompoknya dengan Al-Qaeda, ia mengatakan bahwa Jabhah Nushrah tidak akan bekerjasama dengan Barat dan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip mereka.
Sebelumnya Syaikh Al-Jaulani pernah melakukan wawancara eksklusif dengan saluran televisi yang berbasis di Qatar, Al Jazeera pada awal tahun ini. Dalam wawancara tersebut, ia duduk membelakangi kamera. (haninmazaya/arrahmah.com)