JAKARTA (Arrahmah.com) – Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Milad ke-25 dilaksanakan pada 11-13 Desember 2015 di Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Hal yang akan berbeda dari pelaksanaan puncak Muktamar VI ICMI dengan sebelumnya adalah, ICMI akan menggunakan sistem musyawarah untuk mencapai mufakat guna memilih pucuk pimpinan organisasi cendekiawan muslim terbesar di Indonesia itu.
“Karena kita adalah organisasi cendekiawan Muslim, sehingga kita juga harus gunakan cara-cara Islam yaitu musyawarah untuk mencapai mufakat,” kata Presidium ICMI, Dr. Sugiharto seperti dilansir laman icmi.or.id, Jumat (11/12/2015).
Menurutnya sistem ini rencananya akan dijadikan sebagai kultur ICMI dalam suksesi kepemimpinan dan penyelesaian setiap masalah. Bahkan, ICMI tidak akan menggunakan pemungutan suara seperti yang pernah berlaku sebelumnya karena cara tersebut dianggap jauh dari tuntunan ajaran Islam.
“Adapun sistem presidium tetap kita gunakan, hanya masa kepemimpinannya tidak berganti setiap tahun seperti yang sebelumnya. Yang akan datang, rencananya satu orang Presidium akan bertanggungjawab menjalankan program selama 5 tahun dan didampingi oleh 6 orang Presidium lainnya,” ujar Sugiharto. (azmuttaqin/arrahmah.com)