HOMS (Arrahmah.com) – Pejuang Suriah yang menentang rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad pada Rabu (9/12/2015) mulai mengevakuasi distrik terakhir yang mereka kendalikan di pusat kota Homs di bawah kesepakatan gencatan senjata dengan rezim, mengirimkan puluhan warga sipil, ujar kelompok pemantau perang Suriah.
“Bus pertama warga sipil telah meninggalkan Waer,” ujar Rami Abdurrahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dilaporkan Zaman Alwasl.
Kesepakatan itu dicapai awal bulan ini dan akan menyaksikan sekitar 2.000 pejuang Suriah dan keluarga mereka meninggalkan distrik Waer yang terkepung selama berbulan-bulan.
Sumber mengatakan kepada Zaman Alwasl bahwa sekitar 350 orang termasuk 100 perempuan, telah menyertai pejuang Suriah ke tujuan baru mereka di Suriah utara.
Distrik Waer telah berada dalam pengepungan yang mencekik selama lebih dari 30 bulan, ujar aktivis Suriah.
Homs pernah dijuluki sebagai ibukota revolusi menentang Asad. Sebagian besar kota kecuali distrik Waer, telah kembali ke tangan rezim setelah dua tahun pemboman dan pengepungan intensif.
Berdasarkan kesepakatan yang didukung PBB, bantuan pangan telah mencapai wilayah yang terkepung untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun.
Bulan Sabit Merah Suriah mengatakan bahwa tim telah beroperasi di daerah namun rincian lainnya belum disampaikan dari tim di lapangan.
“Kami berharap untuk yang terbaik,” ujar salah seorang warga. “Apa yang kami inginkan hanyalah keselamatan.”
Gencatan senjata melibatkan penarikan diri pejuang Suriah dari distrik Waer dalam pertukaran dengan dihapuskannya pengepungan oleh pasukan rezim di sana, lansir AFP.
Sebagai bagian dari kesepakatan, rezim pada pekan ini mengatakan telah membebaskan 35 pejuang yang ditahan dalam penjara rezim di Homs.
Perang Suriah dimulai dengan protes rakyat menentang pemerintahan Asad yang berubah menjadi bentrokan mematikan karena tentara Suriah saat itu melakukan tindakan keras di luar batas terhadap peserta protes. (haninmazaya/arrahmah.com)