YERUSALEM (Arrahmah.com) – Pengadilan Distrik Yerusalem, Senin (30/11/2015), menvonis dua dari tiga orang yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap Muhammad Abu Khdeir.
Pada tanggal 2 Juli, 2014, Abu Khdeir, (16), dibunuh oleh pria “Israel” di dekat pohon di kawasan Shuafat, di Yerusalem Timur yang diduduki, lansir IMEMC, Senin (30/11).
Ia dibawa ke hutan Yerusalem, di mana ia dipukuli dan dibakar hidup-hidup oleh para penculiknya.
Menteri Pertahanan “Israel” telah secara resmi mengakui Abu Khdeir sebagai “korban teror”, dan memberikan hak kompensasi kepada keluarganya.
Menurut PNN, tiga orang Yahudi “Israel” yang diadili atas pembunuhan itu adalah Ben-David, (31), dan dua anak di bawah umur yang tidak disebut namanya.
Kedua anak di bawah umur itu menyalahkan Ben-David yang telah merencanakan pembunuhan Abu Khdeir dan memaksa mereka untuk berpartisipasi.
Mereka menuduh Ben-David memberikan pil dan minuman energi kepada mereka sebelum melakukan pembunuhan itu, seperti yang dinyatakan oleh Haaretz.
Selama persidangan, salah satu anak dibawah umur itu berdiri dan berkata bahwa dia tidak pernah membayangkan mereka akan membunuh Abu Khdeir. Dia mencoba untuk melimpahkan semua kesalahan atas pembunuhan itu kepada Ben-David.
Anak dibawah umur itu mengatakan bahwa Ben-David adalah seperti ayahnya sendiri, dan ia merasa dipaksa untuk mengikuti jejaknya, seperti dilansir Jerusalem Post.
Ayah Abu Khdeir menyebut anak itu sebagai “pembohong” saat menanggapi kesaksiannya.
Menurut Haaretz, Yosef Haim Ben-David, terdakwa utama, menyerahkan menit-menit terakhir evaluasi psikiatri yang menyatakan bahwa ia tidak bertanggung jawab atas perbuatannya.
Namun, pengadilan “Israel” mengatakan bahwa ada cukup bukti untuk menghukum Ben-David. Para hakim memerintahkan evaluasi kejiwaan, yang ditulis dalam bahasa Inggris oleh psikiater “Israel”, harus diterjemahkan ke bahasa Ibrani, Senin (30/11).
Saat tampil untuk tuduhan tersebut, Ben-David berperilaku seperti orang tidak waras dan mengatakan di pintu masuk aula: “Saya adalah Mesias”
Sampai saat ini, hanya dua anak di bawah umur itu yang dianggap bersalah. Pengadilan diharapkan untuk mempertimbangkan permohonan dari Ben-David pada tanggal 20 Desember.
Jaksa mengklaim selama pembahasannya bahwa Ben-David bertanggung jawab atas tindakannya dan pantas untuk diadili. Mereka menghadirkan bukti-bukti pengadilan, termasuk video, yang menunjukkan Ben-David dalam keadaan sadar dan menyadari sepenuhnya apa yang terjadi, seperti dilansir Haaretz.
Hussein Abu Khdeir, ayah Muhammad, mengatakan setelah pembacaan vonis bahwa Ben-David mencoba untuk menyesatkan pengadilan.
“Tidak ada keadilan,” katanya.
Orang tua Abu Khdeir menghadiri setiap sidang dan menyatakan ketidakpuasan atas penundaan yang panjang dalam proses hukum.
“Mengapa mereka [Israel] tidak menghancurkan rumah ketiga pembunuh itu?” Hussein Abu Khdeir, ayah pemuda itu, bertanya pada sidang terakhir. “Jika mereka adalah orang Arab [Palestina], rumah mereka akan segera dihancurkan. Sebab mereka telah membakar anak saya hidup-hidup, maka orang-orang [Palestina] saat ini melakukan penikaman.”
(ameera/arrahmah.com)