NAYPYIDAW (Arrahmah.com) – Longsor di bagian utara Myanmar telah menewaskan sedikitnya 97 orang, dan lebih dari 100 lainnya masih belum ditemukan, menurut seorang pejabat.
Sebagaimana dilansir oleh Sky News, Ahad (22/11/015), bencana itu terjadi di dekat sebuah tambang batu giok di Hpakant di negara bagian Kachin, pada Sabtu (21/11).
Pada Ahad sore, sebanyak 97 mayat telah ditarik keluar dari puing-puing, Tin Myint Swe, kepala Departemen Administrasi Kota Hpakant, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
Dia menambahkan bahwa kemungkinan untuk menemukan orang yang masih hidup sangat tipis, begitu juga dengan mereka yang masih hilang.
Meskipun wilayah ini merupakan penghasil giok berkualitas tinggi di dunia, yang menghasilkan pendapatan miliaran pound setiap tahun, akan tetapi sebagian besar uang ini jatuh ke tangan perusahaan-perusahan dan individu-individu yang terkait dengan mantan penguasa militer negara itu.
Banyak bagian dari negara Myanmar – yang juga dikenal sebagai Burma – masih dalam kondisi yang sangat miskin, dan beberapa penambang tidak resmi mempertaruhkan hidup mereka dengan menggali melalui sisa-sisa dari gua pertambangan.
Banyak dari para penambang yang tidur di gubuk gubuk ketika tragedi itu terjadi, menurut sebuah surat kabar yang dikelola oleh negara.
Berita mengenai jumlah korban tewas masih simpang siur. Ada beberapa laporan yang menyatakan bahwa hingga 200 orang mungkin masih terkubur di bawah reruntuhan tanah.
“Kami tidak tahu berapa banyak pastinya orang yang terkubur karena kami tidak memiliki data tentang orang yang tinggal di sana,” kata Tin Swe Myint.
“Itu hanya sebuah perkampungan kumuh dengan para pekerja yang tinggal di tenda-tenda darurat. Tidak ada yang tahu pasti berapa banyak dan dari mana mereka berasal.”
Belum diketahui dengan pasti apa yang memicu tanah longsor itu.
(ameera/arrahmah.com)