WASHINGTON (Arrahmah.com) – Donald Trump berencana untuk menerapkan sistem database untuk melacak Muslim di Amerika Serikat, calon terdepan dari partai Republik itu mengatakan kepada NBC News, Kamis malam (19/11/2015).
“Saya pasti akan benar-benar melaksanakannya,” kata Trump dalam sebuah kampanye di Newton, Lowa.
“Harus ada banyak sistem, di luar database,” tambahnya. “Kita harus memiliki banyak sistem.”
Ketika ditanya apakah Muslim akan diwajibkan secara hukum untuk masuk ke database, Trump menjawab, “Mereka harus – mereka harus.”
Ia juga mengatakan bahwa ummat Islam akan didaftar di “tempat yang berbeda. Ini semua tentang manajemen.”
Pada Jum’at pagi, saingan Trump, Jeb Bush, menyebut komentar tersebut sebagai sesuatu yang keliru.
“Anda berbicara tentang pengasingan (Muslim), Anda berbicara tentang penutupan masjid, Anda berbicara tentang melakukan pendataan terhadap individu. Itu salah. Saya tidak peduli tentang kampanye ini,” kata Jeb Bush di CNBC.
“Ini bukan masalah ketangguhan. Ini untuk memanipulasi kecemasan rakyat dan ketakutan mereka. Itu bukan kekuatan, itu adalah kelemahan.”
Ibrahim Hooper, juru bicara nasional untuk Dewan Hubungan Islam-Amerika, terdengar tak percaya ketika ia ditanya tentang komentar Trump.
Hooper mengatakan kepada NBC News: “Kami kehilangan kata-kata”
“Dengan apa lagi Anda bisa membandingkan hal ini kecuali dengan masa sebelum perang Nazi Jerman?” Tanya Hooper. “Tidak ada perbandingan lain, dan [Trump] tampaknya berpikir bahwa itu adalah sangat baik.”
Dewan Hubungan Islam-Amerika juga mengeluarkan pernyataan pada Kamis (19/11) yang mengutuk komentar Trump yang dianggap sebagai komentar Islamofobia dan inkonstitusional yang menargetkan Muslim Amerika dan pengungsi Suriah.
Ide untuk memasukkan Muslim dalam database itu mencuat kepermukaan saat wawancara Donald Trump dengan Yahoo News diterbitkan pada Kamis pagi (19/11), di mana maestro miliarder real estate itu mengaku tidak menolak gagasan yang mensyaratkan Muslim untuk mendaftar dalam database atau memberikan kepada Muslim kartu identitas khusus untuk mencatat agama mereka.
“Kami akan melakukan hal-hal yang kita tidak pernah lakukan sebelumnya,” kata Trump.
(ameera/arrahmah.com)