RAQQAH (Arrahmah.com) – Jet-jet tempur Perancis membombardir sejumlah lokasi di Raqqah, Suriah, pada Ahad (15/11/2015). Seorang pejabat Perancis mengklaim serangan itu sebagai pengeboman besar terhadap lokasi-lokasi kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Serangan udara itu diluncurkan dua hari setelah serangkaian serangan teror di Paris di mana ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Presiden Perancis kemudian menyebut serangan itu sebagai sebagai “perang terhadap Perancis”.
ISIS mengklaim Raqqah sebagai ibukota “khalifah” mereka. Target dalam serangan udara pada hari Ahad kemarin termasuk sebuah pusat komando, pusat perekrutan, basis penyimpanan amunisi dan sebuah kamp pelatihan, kata Mickael Soria, penasihat media untuk menteri pertahanan Perancis.
Dua belas pesawat, termasuk 10 jet tempur, terlibat dalam serangan udara itu, kata Soria. Dua puluh bom dijatuhkan, katanya, dan semua target hancur.
Sementara sayap media ISIS mengklaim situs-situs itu telah dikosongkan sebelum diserang dan mereka juga mengatakan tidak ada korban dalam serangan besar itu.
Perancis telah melakukan serangan udara terhadap sasaran ISIS di Suriah sejak September sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS.
“Jelas, itu adalah sebuah kegiatan militer, tapi itu benar-benar mengirimkan pesan politik yang sangat kuat, dan itu semua untuk konsumsi internal di Perancis,” kata pensiunan Mayor Jenderal James “Spider” Marks, seorang analis militer CNN. “Ini sangat mendalam. Jenis-jenis target yang mereka serang sekarang benar-benar simbolis. Yang dari perspektif Perancis, merupakan sesuatu yang harus dilakukan.”
Sulit untuk mengetahui apa yang terjadi di Raqqah. Sejak ISIS mengambil alih kota ini telah menjadi semakin terisolasi.
Pada hari Ahad, sekelompok aktivis lokal mengatakan bahwa kota itu tampaknya bersiap untuk menghadapi serangan bahkan sebelum serangan udara Perancis dimulai.
Anggota ISIS di Raqqah tampaknya memprediksi serangan udara balasan dari Perancis dan mengevakuasi fasilias kunci mereka, termasuk bangunan kantor pusat, operasi dan keamanan mereka, ungkap seorang aktivis lokal.
Jalan-jalan kosong, kata para aktivis, pasar terlihat kurang ramai dari biasanya dan ulama-ulama di masjid mengatakan mereka memperkirakan kota yang akan diserang.
Serangan udara itu menghantam beberapa fasilitas kunci ISIS, termasuk stadion kota, ungkap aktivis, yang digunakan oleh ISIS sebagai kantor pusat dan penjara. Sejauh ini, tidak ada laporan tentang korban sipil.
Sayap media ISIS juga mengatakan situs-situs yang terkena serangan udara telah ditinggalkan dan bahwa tidak ada yang tewas dalam serangan udara itu. Sementara CNN melaporkan belum bisa mengonfirmasi laporan kelompok aktivis di sana secara independen.
ISIS di Raqqah sebelumnya pernah menjadi target serangan udara balasan pada bulan Februari. Dua hari setelah muncul kabar bahwa kelompok itu membakar pilot Yordania yang menjadi tawanan mereka hingga tewas. Pada saat itu, ISIS memposting foto kehancuran yang diakibatkan oleh serangan udara Yordania. Dan aktivis Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan 10 militan tewas.
(banan/arrahmah.com)