HEBRON (Arrahmah.com) – Sebuah unit militer rahasia “Israel” telah menyerbu rumah sakit Al-ahli di kota Hebron, wilayah Tepi Barat yang diduduki dan membunh seorang pria Palestina berusia 28 tahun.
Diperkirakan 21 tentara yang menyamar-dikenal dengan Mustaarabin-menembak mati Abdullah Al-Shalaldeh sebelum fajar pada Kamis (12/11/2015) dan menyerang kamar rumah sakit dari sepupu korban, Azzam, menurut pernyataan oleh Kementrian Kesehatan Otoritas Palestina seperti dilansir Al Jazeera.
Komando “Israel” mendatangi Azzam untuk memberikan pertanyaan kepadanya. Azzam saat itu berada di unit operasi-menunggu untuk dioperasi setelah ditembak oleh ekstrimis Yahudi bulan lalu-ketika tentara Zionis menembak mati Abdullah. Azzam yang dituduh menikam seorang pria “Israel” kemudian ditangkap.
Dr. Jihad Shawar, direktur rumah sakit Al-Ahli mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan “Israel” memasuki rumah sakit sekitar pukul 3.00 waktu setempat. Serangan tersebut terekam oleh kamera CCTV dan diposting online.
Para agen rahasia ini menyamar untuk berbaur dengan penduduk Palestina setempat, termasuk salah seorang di antara mereka yang menyamar sebagai wanita hamil.
“Mereka langsung menuju ke bangsal bedah di mana Azzam Al-Shalaldeh dirawat,” ujar Dr. Shawar kepada Al Jazeera.
Ketika sepupu Azzam, Abdullah, keluar dari kamar mandi, dia ditembak beberapa kali di kepala dan tubuh.
“Mereka terus mengancam petugas rumah sakit dengan senjata. Mereka menangkap pasien dan membawanya pergi, meninggalkan sepupunya mati kehabisan darah,” tambah Shawar.
Berbicara kepada Al Jazeera, Issa Amro koordinator Pemuda Melawan Pemukiman, sebuah kelompok aktivis Palestina yang berbasis di Hebron, mengatakan bahwa orang-orang sangat marah karena apa yang terjadi di rumah sakit.
Hebron telah menjadi titik fokus dalam gelombang kekerasan yang terjadi baru-baru ini antara “Israel” dan Palestina, di mana pasukan Zionis menggunakan kekuatan berlebihan.
“Anda tidak merasa aman di rumah, di jalan, di rumah sakit atau di Masjid,” ujar Amro.”Anda adalah target hanya karena Anda seorang Palestina.”
Shada Haddad (25), seorang warga dari lingkungan Tel Rumaida di Hebron mengatakan banyak orang yang takut untuk meninggalkan rumah mereka.
“Setiap ibu di sini bertanya-tanya apakah anaknya akan pergi keluar dan tidak kembali ke rumah,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Amnesti Internasional menyerukan penyelidikan untuk serangan brutal itu.
“Fakta bahwa Abdullah Shalaldah ditembak di kepala dan tubuh bagian atas menunjukkan bahwa ini adalah eksekusi di luar hukum,” ujar Philip Luther, direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah.
Luther menambahkan bahwa pembunuhan itu terjadi setelah insiden serupa baru-baru ini oleh pasukan “Israel” di Tepi Barat yang mengklaim akan menjamin penyelidikan mendesak. (haninmazaya/arrahmah.com)