GAZA (Arrahmah.com) – Satu truk bantuan obat-obatan dari rakyat Indonesia sudah di terima oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza. Truk besar tersebut bermuatan bantuan kemanusiaan untuk Palestina yaitu berbagai jenis obat-obatan seperti cairan infus, alkohol 70% dan Ioudium, Abdillah Onim melaporkan dari Gaza, sebagaimana dilansir di halaman Facebook-nya.
Persediaan obat-obatan di Gaza benar-habis dan bantuan tersebut sangat di butuhkan di Gaza.
Menteri Kesehatan akan membagikan bantuan obat-obatan tersebut ke rumah sakit yang tersebar di wilayah Gaza, khususnya di rumah Sakit pusat rujukan pasien terbesar di Gaza yaitu Rumah Sakit As-Shifa di Gaza City.
Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina berupa obat-obatan itu diserahkan langsung oleh Abdillah Onim dan tim di pusat penampungan obat-obatan kementerian kesehatan Palestina.
Proses serah terima dilakukan di pintu masuk gudang obat-obatan milik Menteri Kesehatan Gaza.
Bantuan obat-obatan tersebut merupakan hasil penggalangan dana yang dilakukan oleh Abdillah Onim yang berjumlah sebesar Rp 160 juta. Akan tetapi jumlah tersebut masih belum mencukupi, karena yang dibutuhkan untuk membeli obat-obatan sekitar 600 juta-an rupiah.
Abdillah Onim di Gaza sangat mengharapkan agar bantuan obat-obatan ini bisa rutin sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib pasien di Gaza.
Pihak Menteri Kesehatan Gaza Palestina sangat berterima kasih kepada rakyat Indonesia khususnya ummat Islam di Indonesia yang selama ini senantiasa memberikan dukungan bagi rakyat Palestina baik moril maupun materil.
Pasa Selasa (10/11/2015) pukul 11 pagi waktu Gaza, Abdillah Onim sudah menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan itu kepada pihak Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza, yang merupakan donasi atau amanah dari rakyat Indonesia melalui rekening Abdillah Onim, karena hingga kini kondisi di Gaza semakin bergejolak dan pihak Menteri Kesehatan Gaza Palestina mengalami krisis obat-obatan.
“Bantuan obat-obatan itu sudah kami order seminggu sebelumnya kepihak perusahaan pengadaan obat-obatan di Gaza, dimana mereka harus menunggu antrian obat masuk ke Gaza dari “Israel” melalui jalur alternatif, yaitu melalui pintu perbatasan Karem Abo Salem yang merupakan pintu perlintasan barang dagangan antara Gaza dan “Israel”, ya tidak ada pilihan lain,” tegas Onim
Intifadha III berlangsung selama 41 hari dan hingga kini kondisi Palestina kian bergejolak. Korban berjatuhan karena pihak militer “Israel” menembak secara membabi buta rakyat Palestina baik pria, wanita maupun anak-anak.
“Menteri Kesehatan Gaza serta Rumah sakit di Gaza kekurangan obat-obatan dan stok kian menipis.
Dengan kondisi Palestina seperti saat ini membuat kami terpanggil untuk lebih giat lagi menggalang dana bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina, baik itu bantuan obat-obatan, selimut hangat, jaket hangat, sembako dan berbagai bantuan lainnya yang di butuhkan oleh rakyat Palestina di Gaza,” ungkap Onim.
Bantuan Kemanusiaan obat-obatan 100 persen telah diserahkan langsung ke pihak Menteri Kesehatan Gaza Palestina.
(ameera/arrahmah.com)