AFRIKA (Arrahmah.com) – Sekitar 11 juta anak terancam kelaparan, sakit dan kekurangan air di sebelah timur dan selatan Afrika karena fenomena cuaca El Nino, ujar laporan badan anak-anak PBB.
Fenomena ini telah menyebabkan kekeringan terburuk dalam lebih dari 30 tahun di Ethiopia. Efeknya juga bisa menjadi sangat keras di Somalia, di tengah kekhawatiran banjir, ujar laporan tersebut memperingatkan.El Nino disebabkan oleh pemanasan Samudera Pasifik.
“Fenomena cuaca, salah satu yang terkuat dalam catatan, mungkin akan menyebabkan banjir atau kekeringan parah, menjadi bahan bakar topan pasifik dan mempengaruhi lebih banyak daerah jika terus menguat saat diperkirakan terjadi selama beberapa bulan mendatang,” ujar Unicef dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan BBC pada Rabu (11/11/2015).
Dikatakan 8,3 juta orang di Ethiopia menghadapi rawan pangan, sementara diperkirakan 350.000 anak membutuhkan perawatan karena malnutrisi parah.
“Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, fenomena cuaca juga dapat membawa banjir ke beberapada daerah dalam beberapa bulan mendatang,” lanjut Unicef.
Namun pemerintah Ethiopia mengklaim bahwa negaranya mengalami “surplus” makanan dan terus dikirim ke daerah-daerah yang terkena kekeringan.
“Pemerintah sedang bekerja keras untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang meninggal karena kekurangan makanan di tahun el Nino ini,” ujar klaim kedutaan Ethiopia di Inggris yang menambahkan bahwa mereka menentang laporan Barat dan mengklaim tidak akan ada kelaparan apapun, apalagi yang besarnya seperti di tahun 1984.
Unicef mengatakan banjir juga kemungkinan akan terjadi di negara tetangga Somalia, di mana lebih dari tiga juta orang akan membutuhkan bantuan saat efek El Nino mulai dirasakan di negara tersebut.
Di Kenya, pemerintah memperkirakan bahwa 2,5 juta anak dapat terpengaruh oleh banjir, tanah longsor, dan penyakit terkait el Nino.
Afrika Selatan, Zimbabwe dan Malawi sudah terkena kekeringan. Di Malawi, hampir separuh anak sudah terkena kekurangan gizi. Di Zimbabwe, jumlah orang yang membutuhkan bantuan pangan diperkirakan mencapai 1,5 juta.
Di Afrika Selatan, ternak telah mati akibat kekeringan dan pembatasan air telah diberlakukan di kota utama Johannesburg dan wilayah lainnya, lanjut laporan BBC. (haninmazaya/arrahmah.com)