RAMALLAH (Arrahmah.com) – Setelah mengembalikan jenazah warga Palestina yang di tahan oleh pasukan pendudukan sepanjang bulan Oktober, dan dilakukan pemeriksaan medis, diungkap bahwa jenzah-jenazah itu kembali dengan keadaan kornea dan organ tubuh lainnya elah tiada,” utusan otoritas Palestina untuk PBB, Riyad Mansour mengatakan, menurut sebuah laporan di Days of Palestine, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Sabtu (7/11/2015).
Mansour menambahkan: “Ini menegaskan laporan sebelumnya tentang pendudukan ‘Israel’ yang mengambil organ tubuh para syuhada Palestina yang tewas dalam bentrokan atau protes.”
Merespon laporan tersebut, Dany Danonm, perwakilan “Israel” untuk PBB segera mengirim pesan kepada Sekretaris Jenderal PBB yang memintanya untuk mengkritik pernyataan Mansour, dan menuduhnya sebagai “anti-Semit.”
Ini bukan yang pertama kalinya terungkap bahwa pendudukan “Israel” mengambil organ tubuh manusia. Sumber internasional dan para peneliti yang kredibel telah beberapa kali membuktikan hal tersebut.
Nancy Scheper-Hughes, pendiri Organ Watch, yang merupakan Professor di Medical Anthropology di University of California, Berkeley, telah mengatakan bahwa “Israel” termasuk negara dalam daftar tertinggi yang terlibat dalam perdagangan organ tubuh manusia. “Israel” memiliki tentakel yang menjangkau seluruh dunia.
Scheper-Hughes juga mengatakan bahwa dalam pergadangan organ tubuh manusia, “Israel” memiliki sistem piramida kerja yang mengagumkan.
“Mereka memiliki broker di mana-mana, rekening bank di mana-mana; mereka punya perekrut, mereka punya penerjemah, mereka punya agen perjalanan yang mengatur visa,’ kata Scheper-Hughes.
Dia juga menambahkan bahwa “Israel” dalam melakukan perdagangan organ tubuh manusia menggunakan orang-orang dari lokasi yang beragam di Tepi Barat dan Gaza, Filipina dan Eropa Timur.
Dalam kesaksian subkomite Scheper-Hughes menyatakan: “Kelompok hak asasi manusia di Tepi Barat mengeluh kepada saya tentang jaringan dan pencurian organ tubuh dari warga Palestina yang dibunuh oleh patologis “Israel” di lembaga medis nasional ‘Israel’ di Tel Aviv.”
(ameera/arrahmah.com)