(Arrahmah.com) – Kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, kembali dikabarkan mengeksekusi mati seorang tawanan Muslim dengan cara yang keji. Tawanan Muslim ini dibunuh hanya karena ia bekerja dengan Majelis Syura Mujahidin Derna.
Dalam sebuah video pendek yang segera beredar di media sosial pada Ahad (18/10/2015) ini, militan IS mengikat kedua kaki tawanan mereka yang dipakaikan jumpsuit jingga, lalu menyeretnya dengan mobil di jalanan hingga tewas, sementara kedua tangannya diikat ke belakang.
Ia terdengar berteriak ketika mobil yang diikatkan ke kakinya mulai bergerak maju menyeret tubuhnya yang dibaringkan di jalanan. Mobil itu melaju semakin cepat dan membuat tubuhnya bergesekan dengan jalanan menyebabkan pakaian, kulit, dan kepala belakangnya terkoyak. Hingga pada satu titik ia akhirnya tak mampu lagi bertahan, innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Sejumlah anggota IS yang terlibat dalam eksekusi keji ini kemudian terdengar bersahutan meneriakkan takbir. Dalam video tersebut, kelompok pimpinan Abu Bakar Baghdadi ini terlihat mengenakan penutup kepala,membawa senapan, dan menaiki beberapa mobil bak terbuka.
Berikut sejumlah foto screenshot dari video tersebut.
Pasukan IS cabang Libya sebelumnya diketahui telah merilis puluhan poster yang disebar secara online. Gambar dalam poster tersebut secara lancang menunjukkan bahwa para mujahidin yang foto dan namanya tercantum dalam poster itu adalah para musuh “khalifah” dan didaftarkan untuk diburu dan dibunuh. Dan target buruan pasukan IS itu adalah para tokoh gerakan jihad dan para ulama yang menentang ekspansi IS di Afrika Utara.
Mayoritas Mujahidin yang nama dan fotonya tercantum dalam poster-poster yang disebarkan oleh IS tersebut adalah para Mujahid yang tergabung dalam Majelis Syura Mujahidin di Derna, Libya.
Sebagaimana di ketahui, bahwa pada bulan Juni, cabang IS di Libya menculik, memerangi dan membantai Mujahidin Majelis Syura Mujahidin, dua pemimpin Majelis Syura Mujahidin Derna syahid dalam serangan IS tersebut. Hal ini memicu tindakan Majelis Syura Mujahidin Derna yang merupakan koalisi dari beberapa kelompok jihad, termasuk Brigade Asy Syahid Abu Salim, untuk bertindak tegas menolak serangan IS mengusir IS keluar dari kota Derna dan menentang agenda-agenda “khalifah palsu” di kota Derna.
Perlakuan IS terhadap para tawanan mereka begitu berbeda dengan perlakuan Mujahidin terhadap anggota IS yang menjadi tawanan mereka. Majelis Syura Mujahidin Derna yang merupakan aliansi jihad yang terkait dengan Al-Qaeda bahkan memperlakukan anggota IS yang menjadi tawanan mereka dengan sangat baik.
Ini bukanlah kali pertama IS mengeksekusi tawanan mereka dengan cara yang sedemikian keji. Sebelumnya, IS pernah mengeksekusi tawanan dengan berbagai cara brutal lainnya, diantaranya dengan cara dibakar hidup-hidup dalam kerangkeng, dibakar hidup-hidup dengan posisi digantung terbalik, dikerangkeng dan ditenggelamkan ke dalam air, ditembakkan basoka dalam posisi terkurung di dalam mobil dan bahkan IS pernah meledakkan leher para tawanan dengan dinamit.
Mereka yang dieksekusi dengan berbagai cara biadab itu bukan hanya tawanan kafir, namun juga Mujahidin, seperti Jabhah Nushrah, yang jelas-jelas tengah berjihad melawan pasukan Nushairiyah Suriah dan sekutunya untuk membela kaum Muslimin yang tertindas di bawah rezim diktator Bashar Asad.
Di antara mujahidin lainnya yang telah menjadi korban kebrutalan IS ialah Mujahidin Jaisyul Islam, yang bahkan dilarang melakukan permintaan terakhirnya, yaitu shalat dua rakaat, sebelum akhirnya ia syahid (in syaa Allah) digorok dengan pisau yang tumpul, laa hawlaa wa laa quwwata illa billah.
IS juga membalas keterpurukannya di tanah Khurasan dengan membantai sejumlah penduduk lanjut usia dan pendukung Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) secara keji setelah mereka terdepak dari Nangarhar. Kebiadaban IS tersebut terdokumentasi pada sebuah video yang dirilis oleh IS sendiri melalui situs video Streamable, Ahad (9/8) lalu.
Mereka menculik tetua suku dan warga sipil para pendukung perjuangan IIA yang tengah beristirahat. Mereka kemudian membantai kaum Muslimin Afghanistan itu menggunakan bom yang mencabik-cabik jasad mereka, hanya karena mereka setia mendukung perjuangan Mujahidin IIA untuk melawan Amerika dan menegakkan Syariah Islam di bumi Afghanistan.
Pembantaian yang dilakukan oleh IS itu akhirnya mendapat tanggapan keras dari Imarah Islam Afghanistan yang begitu mengecam tindakan biadab tersebut. Imarah Islam Afghanistan dalam pernyataan resminya memerintahkan para pemimpin di wilayah tersebut untuk menangkap dan menghukum para pelaku tindakan keji ini dengan Hukum Syariah.
(aliakram/arrahmah.com)