SURIAH (Arrahmah.com) – Sehari setelah Kedutaan Besar Rusia di Damaskus terkena mortir selama berlangsungnya aksi demonstrasi pro-Rusia di luar kantor pusat diplomatik, pernyataan yang disebut-sebut dikeluarkan oleh Jaisyul Islam muncul di media sosial pada Rabu (14/10/2015) berisi bantahan keterlibatan mereka dalam serangan itu, lansir Albawaba.
Serangan mortir menghujani kedutaan Rusia di ibukota Suriah pada Selasa (13/10) ketika digelarnya aksi demonstrasi yang mendukung serangan Rusia di Suriah.
Bulan lalu, Jaisyul Islam menyatakan perang pada setiap tentara Rusia yang mereka dapati berjuang bersama pasukan pemerintah diktator Presiden Suriah Bashar Asad, menurut MEE. Mereka bergabung dengan beberapa Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syria Army (FSA) saat itu, yang mengatakan bahwa Moskow adalah penjajah asing di dalam wilayah Suriah.
Sejauh ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu. Sementara para pejuang Suriah yang aktif di pinggiran kota Damaskus telah mengklaim serangan di dalam ibukota sebelumnya.
Televisi pemerintah Rusia juga mengatakan tembakan tampaknya datang dari daerah pinggiran yang dikendalikan oleh kelompok “pemberontak”. Di antara kelompok-kelompok itu termasuk Jaisyul Islam dan Jabhah Nushrah.
Bagaimanapun, pernyataan yang konon dirilis oleh kelompok Jaisyul Islam pada hari Rabu itu juga membantah klaim bahwa Rusia memerangi kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di kota pinggiran Ghouta, dan menyatakannya sebagai rumor belaka.
(banan/arrahmah.com)