YERUSALEM (Arrahmah.com) – “Israel” mulai mendirikan pos-pos pemeriksaan di area Palestina di Yerusalem Timur pada Rabu (14/10/2015) untuk menghentikan gelombang serangan yang telah menimbulkan kekhawatiran terhadap “pemberontakan”, lansir AFP.
Seorang juru bicara polisi mengatakan bahwa pos pemeriksaan sedang didirikan di “pintu keluar dari desa-desa Palestina dan lingkungan di Yerusalem timur,” tempat sebagian besar penyerang berasal.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan pada Selasa (13/10) ia berencana melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk mencoba menenangkan kekerasan antara Palestina dan “Israel” dan memindahkan situasi “menjauh dari keadaan berbahaya ini.”
Perjalanan akan menandai upaya Kerry untuk menengahi perdamaian antara kedua belah pihak sejak pembicaraan yang dipimpin oleh Amerika Serikat gagal tahun lalu. “Israel” dan wilayah Palestina mengalami kerusuhan terburuk dalam beberapa tahun ini.
“Aku akan segera pergi ke sana, di beberapa titik, dan mencoba untuk berusaha kembali terlibat dan melihat apakah kita tidak bisa menjauh dari keadaan berbahaya ini,” Kerry mengatakan kepada para audiens di sebuah acara yang disponsori oleh Belfer Kennedy Center School Harvard Sains dan Urusan Luar Negeri.
Sedikitnya tujuh warga “Israel” dan 29 warga Palestina, termasuk 10 yang diduga penyerang, tewas dalam kekerasan itu.
Hari-hari penuh kekerasan ini terjadi karena meningkatnya kunjungan Yahudi ke kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem, situs suci umat Islam di luar Semenanjung Arab.
Kekerasan tersebut telah menimbulkan spekulasi bahwa akan kembali terjadi peristiwa intifada, yang mencerminkan rasa frustrasi para generasi muda atas kegagalan kepemimpinan veteran mereka dalam mendirikan negara Palestina yang mandiri.
(fath/arrahmah.com)