KABUL (Arrahmah.com) – Serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan AS di Afganistan telah menghantam rumah sakit yang dikelola oleh kelompok Doctors Without Borders di Kunduz, Afghanistan, pada Sabtu pagi (3/10/2015) waktu setempat. Sebanyak 16 orang tewas, termasuk sembilan tenaga medis dan tujuh pasien.
Tiga dari tujuh pasien itu adalah anak-anak. Kolonel Brian Tibus dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat mengatakan bahwa serangan itu sedang diselidiki oleh pihak berwenang.
Serangan udara itu juga melukai sedikitnya 37 orang dan menyebabkan sebagian bangunan rumah sakit terbakar dan rusak, sebagaimana dilansir oleh CNN.
Kelompok Doctors Without Border kaget dengan adanya serangan tersebut. Mereka mengatakan bahwa fasilitas kesehatan itu telah merawat ratusan orang yang terluka akibat pertempuran yang terjadi di Afganistan.
“Pengeboman itu terjadi selama lebih dari 30 menit setelah pejabat militer AS dan Afghanistan di Kabul dan Washington telah kami informasikan,” kata kelompok itu yang secara internasional dikenal dengan nama Medecins Sans Frontieres (MSF).
“Kami mendesak (agar mereka memberikan) penjelasan tentang apa yang terjadi dan bagaimana kejadian buruk ini bisa terjadi.”
MSF mengatakan masih ada sekitar 30 orang yang belum diketahui nasibnya. Hal ini berarti bahwa jumlah korban yang tewas masih bisa bertambah.
Saat serangan itu terjadi, ada sebanyak 105 pasien yang sedang dirawat di rumah sakit itu serta ada sebanyak 80 staf nasional dan internasional dari MSF.
(ameera/arrahmah.com)