SANA’A (Arrahmah.com) – Serangan udara oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi yang dilancarkan di ibukota Yaman, Sana’a pada Ahad (20/9/2015), merupakan salah satu yang terbesar sejak mereka melakukan kampanye militer di sana.
Serangan dilaporkan menghantam lokasi-lokasi utama untuk merebut kembali Sana’a dari tangan milisi Syiah Houtsi yang telah menduduki kota tersebut selama satu tahun terakhir. Namun tidak jelas berapa korban yang mungkin jatuh dalam serangan tersebut.
Al Jazeera melaporkan bahwa operasi terbaru bisa menjadi “titik balik dalam pertempuran untuk merebut kembali kota”.
Koalisi serta pasukan yang setia kepada presiden yang melarikan diri ke Arab Saudi, AbdRabbu Mansur Hadi, dilaporkan membangun momentum saat mereka melancarkan serangan untuk menguasai provinsi Marib dan Al-Jawf di perbatasan timur Sana’a.
Jika kedua provinsi tersebut bisa direbut oleh loyalis Hadi, mereka berharap bisa mencoba dan merebut ibukota.
Milisi Syiah Houtsi saat ini masih menguasai Sana’a setahun setelah mereka menyerbu dan menjadikan Mansur Hadi sebagai tahanan rumah. Namun Houtsi kehilangan wilayah di selatan sejak akhir Juli ketika koalisi mulai mengerahkan pasukan darat untuk mendukung loyalis Hadi.
Sementara itu, serangan udara koalisi juga menghantam kompleks keamanan Houtsi di Yaman tengah, dilaporkan bahwa serangan tersebut membunuh banyak militan Houtsi, beberapa dari mereka ditahan, ujar saksi mata dan petugas medis seperti dilansir Al Jazeera. (haninmazaya/arrahmah.com)