PARIS (Arrahmah.com) – Majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan sejumlah kartun dalam edisi terbarunya yang menggambarkan seorang anak pengungsi Suriah yang tenggelam, dimana hal itu memicu kemarahan komentator majalah itu dan juga pengguna media sosial di seluruh dunia, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Selasa (15/9/2015)
Sebuah foto yang diambil pada awal bulan ini dari seorang balita berusia tiga tahun, Aylan Kurdi, yang terdampar tak bernyawa di pantai Turki, menyentak perhatian dunia tentang betapa parahnya krisis pengungsi yang telah terjadi.
Saudaranya yang berusia lima tahun, Galip, dan ibunya juga meninggal ketika perahu yang ditumpangi keluarga itu terbalik saat mencoba untuk mencapai pulau Kos Yunani. Sedangkan Ayahnya berhasil selamat dari kecelakaan.
Salah satu kartun yang diterbitkan oleh Charlie Hebdo menunjukkan gambar tubuh Aylan Kurdi yang sedang tertelungkup tak bernyawa di pinggir pantai. Di atas kartun tersebut tertulis kata-kata “begitu dekat dengan tujuannya”, dan simbol seperti McDonald yang bertuliskan “Promosi! Menu dua anak-anak untuk satu harga”, juga terlihat di latar depan.
Kartun yang kedua berjudul “Bukti bahwa Eropa adalah Kristen”, menggambarkan sosok menyerupai Yesus yang sedang tersenyum puas saat muncul dan berjalan di atas air di sebelah anak yang tenggelam, yang seperti Aylan Kurdi.
“Orang kristen berjalan di atas air, anak-anak Muslim tenggelam,” tulis di kartun itu.
Kedua kartun itu merupakan bagian dari majalah yang terbit pada 9 September, 2015.
Gambar-gambar kartun dalam majalah itu dikritik secara tajam oleh banyak orang yang mengatakan bahwa gambar-gambar itu adalah rasis, kurang ajar dan xenophobia.
Para kritikus juga mengecam mereka yang menggunakan tag #JeSuisCharlie di media sosial untuk mengungkapkan solidaritas terhadap majalah kontroversial itu setelah 12 anggota stafnya dibunuh dalam serangkaian serangan yang mengguncang Paris pada Januari ini.
Charlie Hebdo memiliki sejarah panjang penerbitan yang kontroversial, kadang-kadang memuat kartun yang menyinggung, seperti halnya memuat kartun Nabi Muhammad, yang memicu kemarahan Muslim di seluruh dunia.
Kantor majalah itu pernah dibom pada tahun 2011 karena memuati kartun yang mengangkat diskusi hangat tentang batas-batas kebebasan berbicara.
Pada bulan April, tiga bulan setelah serangan mematikan, kartunis Charlie Hebdo Luz mengumumkan bahwa ia akan berhenti menggambar Nabi Muhammad.
(ameera/arrahmah.com)