BAVARIA (Arrahmah.com) – Jerman menjadi tujuan utama bagi para pengungsi setelah Jerman memutuskan untuk tidak lagi memulangkan para pencari suaka ke negara asalnya. Jerman juga memiliki perekonomian terkuat di Uni Eropa, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Sabtu (5/9/2015).
Pada Sabtu (5/9), polisi di negara bagian Bavaria, selatan Jerman, mempersiapkan untuk menyambut kedatangan 5.000 dan 7.000 pengungsi.
Bus dan kereta disediakan untuk mengangkut pendatang dari kota perbatasan Nickelsdorf Austria menuju Wina atau Salzburg, di mana tersedia jalurkereta ke kota-kota Jerman seperti Munich atau Frankfurt. Perusahaan kereta api Jerman Deutsche Bahn menambahkan mobil ekstra dan menyerukan untuk mengerahkan lebih banyak staf untuk mengatasi meningkatnya permintaan.
Di stasiun kereta api Austria, para pengungsi dibekali dengan air dan makanan. Mereka juga mendapatkan perawatan medis. Banyak yang menderita kelelahan, masalah jantung dan stres psikologis, menurut layanan medis Wina.
“Kami memiliki beberapa unit darurat medis,” kata Walter Grashofer dari Palang Merah Austria.
“Banyak mengalami lecet di kaki mereka, infeksi atau menderita kedinginan.”
Dia menambahkan bahwa banyak diantara mereka yang tidak mengenakan pakaian yang bisa menangkal cuaca dingin dalam perjalanan panjang mereka. Ada beberapa dari mereka hanya memakai sandal, celana pendek dan kemeja ringan.
“Apa yang telah terjadi di Hungaria sejak semalam adalah konsekuensi dari kebijakan migrasi Uni Eropa yang gagal, serta serangkaian beberapa pernyataan yang tidak bertanggung jawab yang dibuat oleh politisi Eropa,” kata Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto.
Szijjarto ikut mengambil bagian dalam pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luxembourg pada Sabtu (5/9), dimana diplomat top blok itu menggambarkan bahwa masalah ini tidak “mudah.”
“Saya punya harapan, saya selalu punya harapan, tapi saya harus mengakui bahwa diskusi hari ini adalah salah satu yang tersulit,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini.
Yang menjadi perdebatan utama dalam pertemuan itu adalah apakah pencari suaka harus dibagi antara negara-negara Uni Eropa, ketimbang menyerahkan kepada negara “garis depan” gelombang pengungsi untuk mengatasi semuanya.
Negara-negara Eropa Timur menolak skema pembagian wajib pengungsi yang diharapkan akan diusulkan oleh Komisi Eropa minggu depan.
Perdana Menteri Polandia Ewa Kopacz memperingatkan dalam pertemuan itu bahwa negaranya tidak bisa berjanji dulu untuk menerima sebanyak 2.000 pengungsi, sehingga keamanan ekonomi dan sosial Polandia dipastikan stabil.
Menteri dalam negeri Uni Eropa akan membahas usulan pembagian pengungsi baru pada September 14. Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier menyerukan kepada para pemimpin Uni Eropa untuk mengadakan pertemuan puncak untuk membahas masalah pengungsi pada awal Oktober.
(ameera/arrahmah.com)