JAKARTA (Arrahmah.com) – Menteri Agama, Lukman Saifuddin, pada Konferensi Internasional Tahunan Ke-15 Studi Islam (AICIS), di Manado, Jumat, mengatakan, kerukunan antarumat beragama di Provinsi Sulawesi Utara mencerminkan Indonesia.
“Indonesia mini ada di sini. Sikap toleransi dan tenggang rasa yang dimiliki masyarakat Nyiur Melambai memberi kekaguman bagi bangsa Indonesia terutama di sektor keagamaan,” kata Lukman..
Menurut Lukman, penyelenggaraan AICIS di Manado yang mayoritas berpenduduk beragama Kristen itu menjadi hal yang luar biasa.
Hal itu, menurut Lukman, sejalan dengan semangat seorang pahlawan nasional asal daerah ini, Sam Ratulangi, lewat filosofinya, manusia hidup untuk memanusiakan orang lain.
“Sungguh luar biasa, deaerah yang dihuni 75 persen beragama Kristen namun bisa menjadi tuan rumah 15Th AICIS 2015 yang notabenenya kegiatan umat Islam,” katanya, lansir Antaranews, Jumat (4/9/2015).
Sementara itu Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Djouhari Kansil, mengatakan, Sulawesi Utara banyak menggelar kegiatan yang berlabel keagamaan.
Dengan semboyan torang samua basudara (kita semua bersaudara) telah memberi motivasi dan inspirasi seluruh warga sehingga kegiatan apapun yang digelar di daerah ini terus menuai sukses.
Realitas keberagaman ini, kata Kansil, disyukuri sebagai anugerah Tuhan sehingga memotivasi masyarakat hidup dalam persaudaraan yang rukun, damai, saling menghargai dan menghormati perbedaan.
Penancapan kepala Babi di Masjid Bitung
Perlu diketahui pada Sabtu (11/7/2015) lalu, saat Ramadhan umat Islam dihina, suasana puasa ternoda, pasalnya tepat pukul 07.00 Wita masyarakat Muslim kawasan perumahan Air Hujan Kota Bitung Sulawesi Utara digemparkan dengan peristiwa biadab oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab dan menurut informasi diduga dilakukan oleh ormas yang menamakan diri Brigade Manguni.
Di kawasan akan dibangunnya mesjid ditemukan kepala Babi yang tertancap di tengah lokasi pembangunan serta isi perut Babi yang berhamburan di lokasi pembangunan mesjid, tampak pihak kepolisian juga telah berada di tempat kejadian perkara untuk melihat langsung perbuatan penodaan agama dan tidak menghormati toleransi ummat beragama.
Peristiwa yang sangat tidak terpuji yang dilakukan tersebut ini mendapat sorotan dari semua kalangan muslim Kota Bitung Sulawesi Utara, padahal seharusnya Kota Bitung merupakan salah satu patron kota yang kental antar toleransi . Motif yang dilakukan oleh oknum tersebut tidaklah jelas , dari sisi agama , tidak ada agama mengajarkan perilaku seperti itu.
Intimidasi dilakukan untuk menghalangi proyek pembangunan masjid. Peristiwa itu sempat menimbulkan ketegangan.
Pemuda dan mahasiswa kota bitung kali ini mengecam dan mendesak Pemerintah yang dalam hal ini Pihak Aparat Penegak Hukum untuk secepatnya mencari dalang dibalik semua ini , selain itu pemuda dan mahasiswa kota bitung mendesak pihak pemerintah untuk secepatnya menyelesaikan kelengkapan Administrasi yang telah dipenuhi oleh panitia pembangunan mesjid .
Saat itu Wakil Ketua MUI Sulawesi Utara, Taufik Pasiak meminta pihak kepolisian untuk mengupayakan ketenangan di Bitung pasca insiden penanaman kepala babi di lokasi pembangunan masjid Bitung, Sulawesi Utara.
“Saya sebagai MUI berharap supaya pemerintah itu tegas. Terutama, pihak kepolisian,” kata Taufik kepada ROL, Senin (20/7/2015).
Taufik mengungkapkan peristiwa seperti ini biasa terjadi di masyarakat karena pemerintah tidak tegas. Pemerintah tidak turun tangan secara serius. Ia menambahkan jika masyarakat sudah menyerahkan kepada aparat kepolisian untuk menyelidiki insiden ini.
Menurut Taufik, pendekatan keamanan itu penting. Amankan dulu, beri rasa tenang kepada masyarakat. Setelah itu, barulah membicarakan hal-hal yang diinginkan bersama. (azm/arrahmah.com)