SURABAYA (Arrahmah.com) – Seluas 1.600 hektare sawah tanaman padi di Jawa Timur, mengalami gagal panen alias puso, disebabkan kekeringan, tidak memperoleh air pada musim kemarau tahun ini. Innalillahi wainna ilaihi roji’un.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Wibowo Ekoputro, mengatakan, tanaman padi seluas 1.600 hektare yang gagal panen tersebut lokasinya antara lain, di Gresik 400 hektare, Bojonegoro 283 hektare, Lamongan 90 hektare, Pasuruan 80 hektare dan Malang 25 hektare.
“Di wilayah Jawa Timur, kekeringan yang terparah terjadi di Pantura,” ujarnya, Senin(31/8), lansir Poskotanews.
Menurut dia, areal tanaman padi yang mengalami kekeringan di Jawa Timur, seluas 25.400 hektare bisa diselamatkan, karena petani memperoleh bantuan mesin pompa air dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Meski demikian, dia optimistis target produksi padi di Jawa Timur, yang ditetapkan sebesar 12,7 juta ton gabah kering giling (GKG), dengan areal tertanam seluas 2,1 juta hektare bisa tercapai.
“Kami yakin target produksi padi di Jawa Timur, yang ditetapkan 12,7 juta ton GKG bisa tercapai, sebab panen tanaman padi mulai Januari sampai April sudah mencapai 6,3 juta ton GKG dari areal tanaman padi terpanen seluas 1,018 juta hektare,” katanya.
Selain itu, katanya, juga sudah ada produksi tanaman padi di Jawa Timur, yang belum masuk perhitungan produksi, yang panen panen pada Mei, Juni dan Agustus seluas 730 ribu hektare.
“Produksi rata-rata tanaman padi yang panen Mei sampai Agustus sekitar 6,1 ton GKG/hektare,” katanya.
Dia mengaku belum berani memasukkan data areal tanaman padi yang panen seluas 730 ribu hektare, pada Mei sampai Agustus, karena yang berwenang mengeluarkan data resmi produksi yaitu BPS.
Lebih lanjut ia menjelaskan ketersediaan air areal pertanian di Jawa Timur, dicukupi dari Sungai Brantas dan Bengawan Solo.
“Ketersediaan air dari Sungai Brantas tidak ada masalah, tapi debit air Bengawan Solo menyusut, sehingga mengurangi produksi tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya,” ucapnya. (azm/arrahmah.com)