HAJJAH (Arrahmah.com) – Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang melancarkan operasi militer di Yaman telah membantah membunuh warga sipil dalam serangan udaranya di provinsi Hajjah, mereka mengklaim bahwa dalam serangan tersebut mereka menghancurkan sebuah pabrik pembuatan bom, bukan pabrik botol air minuman, lansir Al Jazeera pada Ahad (30/8/2015).
Brigadir Jenderal Ahmad Assiri, juru bicara koalisi mengatakan pada Ahad bahwa milisi Syiah Houtsi telah menggunakan tempat tersebut untuk melatih imigran Afrika yang dipaksa untuk mengangkat senjata dan membuat alat peledak improvisasi.
“Kami mendapat informasi yang sangat akurat tentang posisi ini dan menyerangnya. Ini bukan pabrik botol,” klaimnya.
Assiri menuduh Houtsi menggunakan imigran Afrika yang terjebak di Yaman setelah tiba di laut Yaman sebelum perang dimulai dengan harapan bisa melintasi perbatasan Saudi dan mencari pekerjaan di negara kaya minyak tersebut.
Sebelumnya pada Ahad, seorang warga setempat mengklaim kepada Reuters melalui telepon bahwa setidaknya 36 warga sipil yang bekerja di Abas di provinsi Hajjah telah tewas dalam serangan udara.
“Proses pencarian jenazah telah selesai sekarang. Mayat 36 pekerja, banyak dari mereka terbakar atau terkoyak, telah ditarik keluar (dari reruntuhan) setelah serangan udara menghantam pabrik pagi ini,” ujarnya.
Kantor berita Jerman, DPA yang mengutip pernyataan pejabat medis juga melaporkan bahwa target di Abas adalah sebuah pabrik air minum.
Sementara itu dalam peristiwa lainnya, di distrik Al-Mansour, kota pelabuhan Aden, Kolonel Abdelhakim Sanidi, kepala keamanan lokal, ditembak mati pada Ahad (30/8) di luar rumahnya oleh orang-orang bersenjata yang mengendarai mobil yang melintasi rumahnya, ujar pejabat setempat.
Di hari yang sama, Hamdi Nasreddine Al-Shuteiri, seorang anggota senior Perlawanan Selatan di distrik Khor Maksar, Aden, juga tewas oleh serangan kelompok bersenjata tak dikenal.
Pembunuh ini adalah yang pertama di Aden setelah kota tersebut direbut oleh militan yang setia kepada presiden Mansour Hadi yang mendapat dukungan dari negara-negara Arab dan Barat. (haninmazaya/arrahmah.com)