Ini adalah potret sedih, seorang pria di sebuah jalan di Beirut, nampak tertekan, sambil menggendong putrinya di bahunya, ia menggenggam beberapa pena murah yang ditawarkan kepada pejalan kaki yang melintas.
Pria tersebut adalah Abdul Hali Attar, seorang pengungsi Palestina dari kamp pengungsi Yarmouk di Suriah dan putrinya bernama Reem.
Gissur Simonarson, seorang yang membantu menjalankan situs berita Conflict News, berusaha mencari tahu keberadaannya dengan bantuan wartawan lokal dan aktivis di Libanon. Mereka berhasil melacak keberadaan Attar dan menemuinya.
Pada Kamis lalu, Simonarson melalui akun Twitter-nya memulai kampanye Indiegogo crowdfunding yang bertujuan untuk mengumpulkan donasi sebesar 5.000 USD selama 15 hari untuk Abdul dan putrinya.
Tak disangka, hanya dalam waktu 30 menit sejak kampanye dimulai, jumlah donasi sebesar 5.000 USD telah terkumpul dan dalam waktu 22 jam jumlah total donasi mencapai 60.752 USD.
“Saya terkejut bahwa hal itu mendapatkan perhatian yang luar biasa besar,” ujarnya.
“Ini semua terjadi begitu cepat. Uang yang terkumpul sangat besar dan itu bisa pergi ke level lainnya,” lanjutnya.
Ketika Attar diberitahu apa yang terjadi, dia mulai menangis.
PBB memperkirakan bahwa Libanon kan menjadi rumah bagi hampir 1,9 juta pengungsi Suriah pada akhir tahun dan mereka semua membutuhkan dukungan.
Simonarson tidak memiliki pengalaman dalam penggalangan dana atau menyalurkan uang untuk pengungsi, Indiegogo memungkinkan setiap orang untuk menjadi penggalang dana dan sejumlah besar uang bisa terkumpul secara tidak terduga.
Jika uang yang dikumpulkan untuk Attar melewati titik itu, Simonarson mengatakan mungkin akan mempertimbangkan pengalihan sebagian dana ke badan amal setempat.
Stephen Hale, kepala eksekutif di badan amal Refugee Action mengatakan kepada BBC bahwa “kisah Attar harus menginspirasi para pemimpin kita agar sebanding dengan kemurahan hati masyarakat.”
“Kami sangat membutuhkan jalur yang lebih aman dan legal, termasuk peningkatan program pemukiman untuk orang-orang yang melarikan diri dari konflik di negara-negara seperti Suriah. Kisah Abdul dan keluarganya mengingatkan kita semua mengenai apa yang dihadapi manusia di balik berita tragis,” katanya.
UNHCR mengatakan mereka membutuhkan sekitar 5,5 juta USD untuk membantu pengungsi Suriah dan negara-negara tuan rumah, namun hanya menerima kurang dari seperempat dari jumlah tersebut.
Bagi sebagian orang, uang memiliki potensi untuk mengubah segalanya. Attar mengatakan ia akan menggunakan uang tersebut untuk menyekolahkan dua putrinya dan menolong pengungsi Suriah lainnya. Dan Simonarson ingin menggunakan dana yang terkumpul selain untuk membantu Attar juga untuk pengungsi lain di banyak kamp pengungsi di Libanon.
“Terkadang, Anda membutuhkan percikan untuk menyalakan kasih sayang dan mengambil lebih banyak untuk membantu lebih banyak orang,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.com)