DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pemimpin rezim Nushairiyah Suriah, Bashar Al-Assad secara formal meminta pertolongan dari kelompok militan Syiah asal Libanon yang mengklaim bernama “Hizbullah” namun dilain pihak ia mengatakan bahwa pasukan asing yang menolong pejuang Suriah itu ilegal.
Bashar Al-Assad membela kehadiran milisi Syiah “Hizbullah” di antara jajaran pasukan rezim Nushairiyah dengan dalih bahwa “pemerintahnya” telah sah meminta bantuan mereka.
Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Selasa (25/8/2015) malam oleh saluran televisi corong propaganda “Hizbullah”, Al-Manar, Assad mengatakan kehadiran pejuang non-Suriah di antara tentara rezim bukanlah pembenaran untuk kehadiran pejuang asing di jajaran “pemberontak” seperti dilaporkan Al Jazeera.
“Hizbullah” telah terlibat dalam beberapa pertempuran melawan pejuang Suriah di sepanjang perbatasan Libanon, di pinggiran kota Homs dan di wilayah pegunungan Qalamoun.
Kelompok yang juga didukung Iran ini sangat terlibat dalam pertempuran memperebutkan kota Zabadani.
Ketika ditanya untuk membandingkan terlibatnya “Hizbullah” dalam pertempuran di sisi Assad dengan pejuang asing yang mendukung oposisi Suriah, Assad mengklaim bahwa di sana terdapat perbedaan besar karena “negara Suriah” meminta secara resmi bantuan dari “Hizbullah”.
“Itu permintaan oleh ‘negara Suriah’-yang merupakan negara yang sah-untuk ‘membantu’ membela rakyat Suriah,” klaim Assad yang seolah lupa bahwa militernya yang didukung oleh “Hizbullah” saat ini tengah memerangi rakyatnya sendiri.
Pembantaian warga sipil dalam dua pekan terakhir di Douma yang menewaskan ratusan orang adalah bukti nyata bahwa rezim Nushairiyah pimpinan Assad tidak berperang untuk “membela” rakyat Suriah.
Assad mengatakan sekutu utamanya, Iran, Rusia dan “Hizbullah” sejak revolusi pecah pada 2011 hingga saat ini masih setia. Assad juga menyatakan keyakinannya bahwa Moskow akan terus mendukung rezimnya.
“Kami memiliki keyakinan yang kuat dengan Rusia, karena mereka telah terbukti sepanjang krisis ini selama empat tahun, bahwa mereka tulus dan transparan dalam hubungan mereka dengan kami,” ujar Assad dalam wawancara televisi yang langka.
Saat ditanya oleh pembawa acara Al-Manar mengenai komentar Barack Obama awal bulan ini bahwa Rusia dan Iran telah menyadari tren saat ini tidak baik untuk Assad, dia menolak pernyataan tersebut dan mengklaim bahwa Iran juga tetap merupakan sekutu yang setia.
“Kekuatan Iran adalah kekuatan Suriah, dan kemenangan untuk Suriah adalah kemenangan untuk Iran,” tegasnya.
“Kami berada pada poros yang sama, poros perlawanan,” tambahnya. (haninmazaya/arrahmah.com)