JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejumlah muda mudi nampak mengenakan kaos bergambar palu arit yang dicoret yang merupakan lambang Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dicoret pada even Parade Tauhid Indonesia, Ahad (16/8/2015)
Sebelumnya, pantauan Arrahmah.com, salah seorang Korlap Parade Tauhid Indonesia yang tampil di panggung, Ustadz Alfian Tanjung juga tampak mengenakan kaos yang sama, dengan dibalut blaser hitam yang dibiarkan tidak diresleting, hingga tampaklah kaos palu arit dicoret tersebut.
Siapa mereka? Ternyata mereka adalah mahasiswa/i Universitas HAMKA dari FKIP yang merupakan bimbingan Ustadz Alfian Tanjung, Ketua Taruna Muslim.
“Hari ini juga sangat bersejarah untuk kami mahasiswa/i Uhamka FKIP dalam bimbingan Ust. Alfian Tanjung ikut hadir dalam acara akbar ini. Awalnya kami tidak begitu paham apa itu Parade Tauhid Indonesia. Tetapi setelah beberapa media Islam gencar memberitakan perihal Parade Tauhid ini, kami penasaran dan ingin datang. Karena Misi dari Parade Tauhid ini adalah untuk menyatukan Umat Islam di Indonesia,” jelas M. Iqbal Almaududi, salah seorang mahasiswa.
Alasan mengenakan kaos dengan lambang PKI yang dicoret, kata Iqbal, belakangan ini banyak karnaval dan banyaknya bendera PKI berkibar serta atributnya digunakan oleh kader-kader mereka yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Ini adalah indikasi bangkitnya PKI. Oleh karena itu, kami sebagai pelajar yang mengerti akan kejahatan PKI terhadap sejarah Umat Islam dan Indonesia, tidak tinggal diam. Dalam Parade Tauhid Indonesia kami menggunakan atribut yang menolak dan mengecam akan bangkitnya PKI, kami mengenakan seragam putih yang bertuliskan “Tauhid itu… Ganyang PKI”, karena sampai hari ini PKI statusnya adalah HARAM di Indonesia. Dan dalam salah satu tema Parade Tauhid hari ini adalah “Tauhid itu Anti Komunis,” yang mana langkah kami tidak bersebrangan dengan tema Parade ini,” urainya.
Selain setengah juta umat Islam, sejumlah Ulama, Habaib dan Asatidz hadir pada saat Parade Tauhid Indonesia, diantaranya pada pangung utama pintu 7 Senayan tampak sejumlah ulama diantaranya, KH. Abdullah Syafi”i, KH. Cholil Ridwan, KH. Abu Jibriel, KH. Arifin Ilham, KH. Bachtiar Nasir, Habib Rizieq Syiahb, KH. Misbahul Anam, KH. Muhammad al-Khathththath, Ustadz Alfian Tanjung dan Ustadz Haikal Hasan. (azmuttaqin/arrahmah.com)