JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua MUI Pusat, KH. Ahmad Cholil Ridwan mengatakan, saat ini musuh Allah tidak takut terhadap umat Islam, karena umat Islam tidak siap. Ini dapat dilihat penyerangan terhadap umat Islam di beberapa tempat karena umat Islam Indonesia tidak siap menghadapi serangan orang-orang kafir yang memusuhi Islam dan kaum Muslimin.
“Musuh-musuh Allah sekarang tidak takut kepada umat Islam Indonesia, karena umat Islam Indonesia tidak siap, umat Islam Indonesia tidak melaksanakan ayat ini,” kata KH. Cholil pada Parade Tauhid Indonesia, Jakarta, Ahad (16/8/2015).
Lantas Pimpinan Umum/Pengasuh Pondok Pesantren Husnayain ini membacakan firman Allah Ta’ala Al Quran Surat Al Anfal ayat 60, tarjamah tafsiriyahnya sebagai berikut: “Wahai kaum mukmin bersiap dirilah kalian untuk menghadapi kaum kafir dengan segenap kemampuan kalian dan dengan pasukan berkuda untuk menimbulkan ketakutan pada musuh-musuh Allah, musuh-musuh kalian dan orang-orang lain di luar kalian. Kalian tidak tahu kekuatan mereka tetapi Allah mengetahui kekuatan mereka.”
Pada kesempatan itu, KH. Cholil mengingatkan kembali peristiwa Ambon saat umat Islam beridul Fitri diserang oleh kaum Kafir. Demikian pula di Poso, dimana Pesantren Walisongo dibakar dan seluruh santri beserta asatidz dan keluarganya yang berjumlah 200 orang dibunuh oleh laskas Salibis.
“Ini semua karena kelemahan umat Islam yang tidak mengamalkan ayai ini,” tegas Kiai
Karena itu umat Islam diminta untuk mempersiapkan diri, dengan kemampuan yang ada, “Gak punya pedang, pisau, gak punya pisau, silet, gak punya silet, tusuk gigi,” ucap Kiai.
Juga baru baru ini, imbuh Kiai, saat umat Islam di seluruh dunia suka cita Idul Fitri 1436 H. Tetapi umat Islam di Tolikara Papua, gagal melaksanakan shalat Idul Fitri karena diserbu. Diserbu bukan oleh kaum komunis, sosialis, atau kaum nasionalis, sekuler, JIL dan JIN, “Tetapi diserbu oleh gereja, Gereja injili di Indonesia,” teriaknya di hadapan setengah juta umat Islam.
“Tolikara bukan di Amerika, bukan di Eropa, bukan di Australia, bukan di Rusia, Tolikara di Indonesia, negeri Muslim terbesar di dunia,” tambah ulama Betawi kelahiran 7 Mei 1947 ini.
Hal ini menunjukkan umat Islam tidak siap terhadap segala kemungkinan yang akan dilakukan oleh musuh-musuh Islam.
Adapun musuh-musuh Islam yang telah jelas disebutkan di dalam Al Quran, kata Kiai, adalah Yahudi dan Nasrani yang mereka tidak akan pernah senang kepada kalian sampai kalian mengikuti agama mereka.
Ulama betawi asli ini mempertanyakan, ketika bendera zionis Israel berkibar di Tolikara, kemana Pemerintah RI? Apakah Tolikara bukan bagian dari NKRI? Kok bisa Gereka membuat aturan sendiri untuk melarang umat Islam melaksanakan shalat Idul Fitri.
“Jelas, ini adalah perbuatan yang melanggar hukum. Jelas-jelas mereka yang menyerbu umat islam di Tolikara dengan cara yang anarkis, tapi Pemerintah RI tidak berbuat banyak,” kata anggota Dewan Pembina Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII)
Kiai bertanya, “Apakah Indonesia negara hukum atau belantara? Maka wajib hukumnya, agar hukum ditegakkan di Tolikara. Tangkap aktor intelektual dan seret ke pengadilan! Jika aktor intelektualnya tidak ditangkap, dan GIDI tidak dibekukan, maka pemerintah Indonesia telah melanggar Undang-undang,” pekik KH. Cholil. (azmuttaqin/arrahmah.com)