BEIRUT (Arrahmah.com) – Otoritas Libanon mengklaim telah menahan seorang ulama Ahlu Sunnah yang namanya masuk ke dalam daftar pencarian orang dan dituduh terlibat dalam aktivitas “militan” termasuk serangan terhadap tentara Libanon, ujar seorang pejabat keamanan senior Libanon kepada Reuters pada Sabtu (15/8/2015).
Kantor berita Libanon NNA melaporkan bahwa Syaikh Ahmad Al-Assir ditahan di bandara Beirut ketika ia ingin melakukan perjalanan meninggalkan negara tersebut.
Sumber-sumber keamanan mengklaim bahwa Syaikh Al-Assir menggunakan paspor palsu dan berusaha terbang ke Mesir, lansir AFP.
Syaikh Al-Assir mulai dikenal sejak Juni 2013 ketika pendukungnya terlibat dalam pertempuran mematikan selama dua hari dengan pasukan Libanon di kota Sidon, selatan Libanon.
Setelah bentrokan selama 48 jam yang menewaskan 18 tentara, tentara merebut markas pendukung Al-Assir namun dilaporkan bahwa Syaikh Al-Assir telah melarikan diri bersama dengan beberapa pengikutnya.
Dia terus mengeluarkan pesan audio dan berbagai rumor beredar mengenai tempat persembunyiannya di Libanon.
Di tahun 2014, seorang hakim militer merekomendasikan jaksa untuk menjatuhkan hukuman mati terhadap Syaikh Al-Assir dan 53 orang lainnya termasuk seorang penyanyi yang berubah menjadi Jihadis, Fadel Shaker.
Dia dan kelompoknya dituduh telah “membentuk kelompok-kelompok bersenjata yang menyerang institusi negara, tentara, perwira dan prajurit, menggunakan bahan peledak dan senjata berat dan menggunakannya untuk melawan tentara”.
Perang di Suriah merembet ke Libanon sejak militan Syiah asal Libanon secara terbuka menyatakan bahwa pihaknya mendukung rezim Bashar Al-Assad dan akan terus mengirimkan pasukan untuk memperkuat pertahanan Assad. Sejak saat itu konflik sektarian meletus di Libanon.
Syaikh Al-Assir mulai menjadi berita utama setelah konflik meletus dengan mengkritik militan Syiah “Hizbullah” dan sekutunya Bashar Al-Assad. Dia mengatakan tentara Libanon telah gagal untuk melindungi kaum Sunni di Libanon dan menjadi sangat terikat dengan “Hizbullah”. Dia mendorong para pengikutnya untuk bangkit melawan “Hizbullah”. (haninmazaya/arrahmah.com)