KAIRO (Arrahmah.com) – Innalillaahi wainna ilaihi raaji’uun, Pemimpin Al-Jamaah Al Islamiyah sekaligus tokoh revolusi Mesir, Syaikh Ishamuddin Darbalah, sekutu setia Presiden terguling Muhammad Mursi, telah meninggal di penjara. Demikian pernyataan resmi dari jamaahnya dalam sebuah rilis pada Ahad (9/8/2015), sebagaimana dilansir Muqawamah dari World Bulletin.
Informasi yang beredar secara resmi, sebelum pecahnya revolusi, Syaikh Ishamuddin Darbalah dikenal sebagai salah seorang pemimpin militan Al-Jamaah Al-Islamiyah. Ia ditangkap kembali pada bulan Mei atas tuduhan menjadi anggota dari sebuah organisasi terlarang.
Di era pemerintahan thaghut Hosni Mubarak, Al-Jamaah Al-Islamiyah, dipersalahkan atas gelombang aktivitas jihad anti-rezim pada 1990-an.
Dalam sebuah pernyataan pada laman Facebook resmi milik jamaah tersebut, disebutkan bahwa Syaikh Ishamuddin Darbala (58) meninggal Sabtu malam (8/8). Ia meninggal akibat dari kesehatannya yang menurun drastis dalam tingginya pengawasan aparat keamanan Penjara Al-Aqrab (Scorpion) yang terletak di luar Kairo.
Partai Pengembangan dan Pembangunan, sayap politik Al-Jamaah Al-Islamiyah, segera menyerukan “investigasi internasional” atas tindakan “pembunuhan yang disengaja” dari kasus wafatnya Syaikh Ishanuddin Darbalah. Partai ini menuduh otoritas penjara sengaja melarang Syaikh Darbalah, untuk mendapatkan perawatan dan akses obat-obatan.
Terkait tuduhan tersebut, rezim thaghut As-Sisi tidak segera memberikan komentar resmi.
Syaikh Darbalah adalah anggota senior dari Aliansi Nasional Mendukung Legitimasi. Koalisi ini dibentuk sebagai forum perlawanan politik setelah kudeta Militer anti-Islam tahun 2013, yang menjatuhkan presiden Mursi. Bersamaan dengan kudeta keji tersebut, ribuan orang telah ditangkap dalam sebuah operasi keamanan paling sadis dalam sejarah Mesir modern sejak penggulingan presiden Muhammad Mursi yang juga seorang pemimpin senior di Ikhwanul Muslimin.
Syaikh Ishamuddin Darbalah menjadi pimpinan Al-Jamaah Al-Islamiyah tidak lama setelah pemberontakan rakyat Mesir 2011, yang memaksa presiden lama Hosni Mubarak lengser dari kekuasaan. Syaikh Ishamuddin Darbalah telah terlibat dalam pergerakan jihad Mesir sejak lama, di bawah bimbingan Dr. Umar Abdurrahman. Ia sempat menyusun 2 buah buku fenomenal di kalangan aktivis pergerakan jihad, yakni buku Mitsaq Al-Amal Al-Islami dan buku Qaulul Qathi’ Li Man Animtana’a Anis Syaroi’.
Keterlibatannya dalam operasi Jihad pembunuhan presiden Anwar Sadat, serta penguasaan kota Asyuth dan Minya, telah membuat ia merasakan penjara bawah tanah Mesir selama 25 tahun penuh, di bawah rezim Hosni Mubarak atas tuduhan keterlibatan dalam aksi-aksi Jihad.
Setelah bebas selama beberapa tahun, ia kembali ditangkap karena mengobarkan perlawanan politik terhadap rezim murtad As-Sisi, beliau kembali merasakan penjara bawah tanah Mesir hingga wafatnya, semoga Allah mengampuni beliau dan menjadikan beliau sebagai salah satu dari para syuhada’-Nya. Aamiin. (adibahasan/arrahmah.com)