JAKARTA (Arrahmah.com) – Allah Al-Khaliq telah merancang segala ciptaannya dengan fungsi yang tepat. Tak satu pun di dunia ini yang diciptakan-Nya tanpa manfaat. Bahkan, hal yang biasa dianggap remeh semisal gas kentut, ternyata membawa maslahat.
Sebuah penelitian unik telah dilakukan oleh sebuah tim peneliti barat. Kentut yang selama ini dianggap “sepele” mendapatkan tempat yang lebih baik akibat penelitian ini. Pasalnya, aroma tak sedap dari kentut ternyata dapat menjadi perantara bagi kesembuhan berbagai penyakit, seperti jantung, kanker, artritis juga demensia.
Hasil penelitian ini telah diuji kelayakannya dan dipublikasikan dalam jurnal Medchemcomm. Dilansir Times (4/8/2015) bahwa gas hidrogen sulfida dari kentut yang berasal dari pemecahan makanan oleh bakteri itu sangat berkhasiat.
“Gas hidrogen sulfida dalam dosis tinggi sebenarnya sangat mematikan. Namun, dalam kentut yang dosisnya sangat rendah justru dapat menyehatkan,” papar dr. Mark Wood selaku ketua tim penelitian.
Percobaan ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Bahan ujinya merupakan gas buatan yang dibuat menyerupai kentut. Kentut buatan yang diberi nama AP39 tersebut diberikan pada mitokondria dalam dosis yang kecil. Kemudian, organ sel yang menyerap nutrisi ternyata berubah menjadi energi dengan cara menghancurkan bagiannya sendiri. Maasyaa Allah, dengan demikian bagian yang rusak itu menjadi hancur lalu terjadi revitalisasi sel.
“Gas kentut buatan kami bisa menjaga mitokondria yang hancur dalam proses penciptaan energi. Kami percaya, mengembalikan mitokondria adalah kunci mengobati berbagai penyakit,” kata Wood.
Penelaahan gas kentut
Menurut salah seorang Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA-Institut Pertanian Bogor, sebelum penelitian tersebut di atas, beberapa tahun lalu, ditemukan beberapa kegunaan hidrogen sulfida di dalam tubuh. Di antaranya, gas tersebut berperan dalam mengatur tekanan darah dan mencegah terjadinya pembengkakan (anti-pembengka
Para peneliti dari Peninsula Medical School dan Kings College di London telah berhasil mengetahui mekanisme peran gas hidrogen sulfida dalam pengaturan tekanan darah. Gas tersebut bekerja dengan melonggarkan jaringan pembuluh darah serta meningkatkan kelenturan pembuluh vena dan arteri. Akibatnya, peredaran darah dalam tubuh lebih lancar.
Hasil penelitian juga dapat menjelaskan keterkaitan fungsi H2S dengan gas-gas lainnya, semisal oksida nitrit (NO), dopamin, dan asetilkolin. Gas-gas tersebut sangat berperan dalam penyampaian sinyal antar sel saraf serta dapat membangkitkan atau meredam aktivitas pemikiran di otak.
Terkuaknya mekanisme peran gas kentut di dalam tubuh membawa angin segar bagi perkembangan dunia kesehatan. Penemuan ini dapat menginspirasi pembuatan dan modifikasi obat sehingga lebih tepat sasaran. Tak hanya itu, efek samping penggunaan obat juga dapat berkurang.
“Sekarang kita tahu peranan hidrogen sulfida dalam pengaturan tekanan darah. Adalah mungkin untuk merancang terapi obat yang meningkatkan pembentukan [pengaturan tekanan darah] itu sebagai alternatif cara menangani tekanan darah tinggi yang ada saat ini”, kata Solomon H. Snyder, MD dari John Hopkins Medical Institutions.
Selain berperan dalam pengaturan tekanan darah, gas hidrogen sulfida juga ternyata lebih aman dan efektif sebagai obat anti-pembengkak
“Meskipun obat-obatan anti-pembengkak
Ia juga menambahkan, “kami baru saja mulai mengungkap peran mengejutkan H2S dalam tubuh. Tak hanya dalam sistem jantung-pembulu
Adab kentut dalam Islam
Meski kentut memiliki manfaat, namun Islam juga mengaturnya dalam sebuah adab. Islam melarang kita melakukan kentut dan hal lain yang dapat mempermalukan diri sendiri di hadapan orang ramai. Jika seseorang terkentut di antara banyak orang, maka hendaklah menyembunyikan perbuatannya dan meneruskan pekerjaannya seperti biasa, seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mu’minin Aisyah radhi Allahu ‘anha yang berkata, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَحْدَثَ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلْيَأْخُذْ بِأَنْفِهِ ثُمَّ لِيَنْصَرِفْ
Sementara bagi orang-orang di sekitar pelaku kentut diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar melakukan adab Islam berupa tidak menghina keadaan orang lain, yang dirinya sendiri juga melakukannya. Seperti kentut yang merupakan bagian dari rangkaian metabolisme tubuh manusia, maka semua orang yang normal mengalaminya.
Dengan demikian, bila kita mendengar ada orang yang kentut, kita dilarang menertawakannya. Karena kita sendiripun pernah mengalaminya.
Berikut adab ketika mendengar ada yang kentut sebagaimana Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Dari sahabat Abdullah bin Zam’ah radhiyallahu ‘anhu,
Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan khutbah. Beliau menceritakan tentang kisah onta Nabi Sholeh yang disembelih kaumnya yang membangkang. Beliau menafsirkan firman Allah Ta’ala pada surat As-Syams. Kemudian beliau menasehati agar bersikap lembut dengan wanita, dan tidak boleh memukulnya.
Kemudian beliau menasehati sikap sahabat yang tertawa ketika mendengar ada yang kentut.
إِلَامَ يَضْحَكُ أَحَدُكُمْ مِمَّا يَفْعَلُ؟
“Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya.” (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).
Subhanallah, hal ini sering terjadi di kalangan awam bukan? Padahal, menertawakan kentut merupakan kebiasaan jahiliyah.
Dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, Al-Mubarokfuri mengatakan,
وكانوا في الجاهلية إذا وقع ذلك من أحد منهم في مجلس يضحكون فنهاهم عن ذلك
“Dulu mereka (para sahabat) di masa jahiliyah, apabila ada salah satu peserta majlis yang kentut, mereka pada tertawa. Kemudian beliau melarang hal itu.” (Tuhfatul Ahwadzi, 9/189).
Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan dalam Syarh Riyadus Shalihin 3/120.
الإنسان إنما يضحك ويتعجب من شيء لا يقع منه، أما ما يقع منه؛ فإنه لا ينبغي أن يضحك منه، ولهذا عاتب النبي صلى الله عليه وسلم من يضحكون من الضرطة؛ لأن هذا شيء يخرج منهم، وهو عادة عند كثير من الناس.
Umumnya orang akan menertawakan dan terheran dengan sesuatu yang tidak pernah terjadi pada dirinya. Sementara sesuatu yang juga dialami dirinya, tidak selayaknya dia menertawakannya. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela orang yang menertawakan kentut. Karena kentut juga mereka alami. Dan semacam ini (menertawakan kentut) termasuk adat banyak masyarakat.
Kemudian Imam Ibnu Utsaimin juga menyebutkan satu kaidah,
وفي هذا إشارة إلى أن الإنسان لا ينبغي له أن يعيب غيره فيما يفعله هو بنفسه
Ini merupakan isyarat bahwa tidak sepantasnya bagi manusia untuk mencela orang lain dengan sesuatu yang kita juga biasa mengalaminya.
Maasyaa Allah, maka di balik fenomena kentut, terbukti bahwa tidak ada kesia-siaan dari setiap mahluk ciptaan Allah, termasuk seremeh gas kentut, sehingga sudah sepantasnya bagi manusia untuk berupaya memikirkan penciptaan oleh Allah.
Oleh karena itu, benarlah firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 191 yang menjelaskan ciri orang berakal.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
(adibahasan/arrahmah.com)