KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Para mantan pemimpin dunia Senin kemarin (10/8/2015) mendesak pemerintah Malaysia untuk melepaskan Anwar Ibrahim dari penjara tanpa syarat dan segera. Hal tersebut seiring dengan ulang tahun ke-68 kemarin.
Seruan itu dibuat, antara lain, oleh mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie, mantan presiden Turki Abdullah Gul dan mantan wakil presiden AS Al Gore, sebagaimana dilansir Malaysia Kini, Senin (10/8).
Pernyataan bersama itu juga ditandatangani oleh mantan Presiden Filipina Joseph Estrada, mantan perdana menteri Inggris Gordon Brown dan pemimpin Tunisia Gerakan Ennahdah Sheikh Rashid al-Ghannushi.
Kelompok ini percaya bahwa pendakwaan Anwar dan penjeblosannya ke penjara adalah hasil dari sebuah konspirasi politik yang sedang berlangsung untuk mengakhiri kehidupan politik dan untuk mencabut oposisi dari memimpin parlemen Malaysia .
“(Kita ingat) bahwa pemenjaraan tidak adil atas Anwar pada Feb 10, 2015, berdasarkan atas tuduhan bermotif politik, telah banyak dikecam pihak internasional dan Amnesty International telah mengadopsi Anwar Ibrahim sebagai tahanan hati nurani,” kata mereka.
Dalam pernyataan terpisah, kelompok yang dikenal sebagai aktivis global, akademisi dan intelektual menyatakan solidaritas mereka terhadap Anwar. Mereka juga mengutuk tuduhan “bermotif politik” terhadap dirinya.
Di antara 38 penandatangan adalah Noam Chomsky (Massachusetts Institute of Technology), Tariq Ramadan (Oxford University), John L Esposito (Georgetown University), Francis Fukuyama (Stanford University), Saad Eddin Ibrahim (Drew University), Slavoj Žižek (Universitas London) dan penulis Inggris Karen Armstrong.
“Intrik politik di balik pendakwaan Anwar nampak jelas, terlebih warga negara Malaysia yang berani mengkritik hasil (persidangannya) telah diselidiki dan atau dijerat kejam oleh UU negara pasal penghasutan.
“Banyak yang melihat bahwa pendakwaan Anwar Ibrahim sebagai awal dari suatu pengekangan keras yang intens pada kebebasan berbicara dan kebebasan berkumpul secara damai di negara itu.
“Pengekangan keras, yang sedang berlangsung, bahkan meluas ke media sosial. Banyak penyelidikan polisi telah dipicu oleh banyaknya posting media sosial yang dianggap kritis terhadap pemerintah,” sebut kelompok itu dalam pernyataannya.
Kelompok ini melanjutkan untuk memanggil pihak berwenang agar melepaskan Anwar dan menegakkan “demokrasi”. Dengan begitu, Malaysia baru pantas untuk terus menggembar-gemborkan dirinya sebagai negara “demokratis”. (adibahasan/arrahmah.com)