ABUJA (Arrahmah.com) – Seorang pendeta Nigeria telah memeluk Islam dan mengucapkan syahadat serta mengubah gerejanya yang terkenal menjadi sebuah masjid. Dia menghubungkan keputusannya untuk memeluk Islam dengan seorang pria aneh berpakaian putih yang ditemui dalam mimpinya.
“Saya sedang mempersiapkan untuk ulang tahun ketika saya mulai mengalami mimpi yang akhirnya menyebabkan saya memeluk Islam,” kata mantan pendeta Adekunle Afolabi, dikutip Naij.com, sebagaimana dilansir oleh onislam, Selasa (4/8/2015).
“Awalnya di mimpi itu, saya melihat anggota jama’at saya sedang duduk di lantai di gereja dan beberapa dari mereka menutupi kepala mereka. Saya juga melihat orang-orang mencuci tangan dan kaki mereka sebelum memasuki gereja seperti yang dilakukan dalam Islam.”
Pendeta berusia 45 tahun itu adalah pendiri dan pemimpin Apata Adura Cherubim dan Gereja Seraphim, Ekute, Ado-Ekiti, Ekiti.
Menurut sebuah wawancara sebelumnya dengan surat kabar The Sun, ia telah memeluk agama Kristen selama 25 tahun dan mendirikan gerejanya lima tahun yang lalu.
Sekarang dia merubah namanya menjadi Alfa Abubakar Afolabi. Dia mengatakan bahwa seorang pria aneh berpakai putih dalam mimpinya itu menunjukkan kepadanya kekurangan tertentu yang terdapat dalam agama Kristen dan meyakinkannya bahwa memang Islam adalah satu-satunya agama yang mengarah ke surga. Hal itu terjadi saat ia sedang mempersiapkan ulang tahun gerejanya.
Keputusannya untuk memeluk ke Islam berhadapan dengan reaksi yang berbeda dari keluarga dan teman-temannya.
“Mereka selalu tahu bahwa saya jujur dengan apa yang saya lakukan dan mereka menghormati saya untuk itu, dan juga menghormati keputusan saya,” katanya.
“Satu-satunya orang pada saat itu yang menentang saya adalah istri saya, karena dia adalah seorang Kristen ketika aku menikahinya,” ungkapnya.
“Dia bilang dia akan memutuskan pernikahan ini, dan saya berkata tidak apa-apa dan saya tidak ingin mati sebagai seorang Kristen, tapi saya akan lebih baik mati sebagai seorang Muslim.”
“Tapi setelah beberapa saat, ia menemukan bahwa kami tidak menyembah berhala apapun. Kami selalu menyembah Allah. Dia kembali dan menerima saya. Juga, anak-anak saya mendukung saya dan telah bergabung dengan saya.”
Merubah gerejanya menjadi sebuah masjid, Afolabi mengatakan bahwa hal itu menarik banyak ummat Islam.
“Gereja saya kini telah diubah menjadi sebuah masjid, dan masjid itu dihadiri oleh banyak ummat Islam. Sekarang aku bahkan tidak bisa menghitungnya,” katanya.
“Seorang Imam saat ini mengelola masjid itu, sementara saya juga ada disana untuk belajar lebih banyak tentang agama ini.”
Nigeria, salah satu negara yang paling religius di dunia, terbagi antara wilayah utara dengan mayoritas Muslim, dan wilayah selatan dengan mayoritas Kristen.
Muslim dan Kristen, masing-masing membentuk sekitar 55 dan 40 persen dari 140 juta penduduk Nigeria, dan sebagan besar mereka telah hidup dalam damai.
Tapi ketegangan etnis dan agama telah bergejolak selama bertahun-tahun, didorong oleh kebencian antara kelompok adat, yang sebagian besar Kristen atau animis, yang berlomba-lomba untuk menguasai lahan pertanian yang subur dengan migran dan pemukim Muslim di wilayah utara yang berbahasa Hausa.
(ameera/arrahmah.com)