Al-QUDS (Arrahmah.com) – Polisi “Israel” pada Ahad (2/8/2015) menutup gerbang kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki di tengah seruan yang datang dari kelompok-kelompok ekstremis Yahudi untuk secara besar-besaran menyerbu tempat suci itu.
“Polisi ‘Israel’ telah meningkatkan keamanan di daerah itu, mengerahkan ratusan pasukan dan mendirikan penghalang jalan di pintu masuk masjid,” kata direktur Masjid Al-Aqsa Umar al-Qiswani kepada Anadolu Agency.
“Hanya perempuan dan laki-laki berusia lebih dari 30 tahun yang diizinkan untuk memasuki masjid setelah menjalani pemeriksaan yang ketat,” katanya.
Ketegangan telah meninggi di kompleks masjid itu setelah pembunuhan sadis yang terjadi pekan lalu terhadap bayi Palestina yang dilakukan oleh ekstremis Yahudi.
Ali Saeed Dawabsheh, seorang bayi Palestina berusia 18 bulan, terbakar hingga mati pada Jum’at pagi setelah pemukim Yahudi membakar rumahnya di desa Duma di Tepi Barat yang diduduki “Israel”.
Orang tua dan saudara Dawabsheh mengalami luka bakar yang parah dalam serangan itu.
Di Duma, sekitar 200 warga Palestina menggelar protes atas insiden pembakaran yang menewaskan Ali Saad Dawabsheh. Saat aksi protes berlangsung, warga Palestina harus berhadapan dengan peluru karet dan gas air mata dari pasukan “Israel”. Paramedis mengatakan, beberapa demonstran harus dirawat karena menderita luka-luka.
Sementara itu, delegasi yang terdiri dari sejumlah pejabat senior Palestina termasuk Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina Saeb Erakat, Kepala Keamanan Palestina Majed Faraj, dan Menteri Kesehatan Jawad Awwad mengunjungi rumah sakit Tel Hashomer pada Sabtu (1/8).
Erakat mengatakan bahwa Palestina menuntut pemerintah “Israel” untuk bertanggung jawab penuh atas serangan tersebut. “Ini adalah konsekuensi langsung dari impunitas yang diberikan pemerintah “Israel” terhadap pemukim teroris,” ujarnya.
(ameera/arrahmah.com)